Jangan terlalu kaku terhadap anak

Jakarta (ANTARA) - Ahli dari Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia (IAAI) Ahmad Zuhdi Allam mengemukakan fasilitas non-koleksi seperti toilet dan wastafel untuk anak harus diperhatikan dan disediakan oleh pengelola agar museum ramah bagi anak.

"Fasilitas tidak terkait koleksi perlu disediakan, seperti toilet untuk anak kecil yang lebih rendah posisinya, wastafel untuk anak yang lebih rendah, karena belum tentu ada yang selalu mendampingi anak itu," ujar dia di Jakarta, Selasa.

Hal lain agar museum ramah anak, kata Zuhdi, yakni peraturan di dalam museum yang bisa dikunjungi anak-anak. Peraturan di dalam museum sebaiknya dibuat tak terlalu kaku.

Pengelola, misalnya, bisa membebaskan anak mengeksplorasi museum selama tidak merusak koleksi. "Ada juga museum yang anak boleh berbaring di lantai. Menurut saya ada mindset berubah," katanya.

Ketika melihat anak kecil main di lantai selama tidak merusak koleksi sebaiknya dibiarkan. "Jangan terlalu kaku terhadap anak," kata dia.

Baca juga: Museum Nasional hadirkan arca Nandi tersenyum di Pameran Repatriasi

Kemudian, Zuhdi menekankan pentingnya museum menerapkan strategi penyampaian informasi atau edukasi secara interaktif.

"Memahami akan lebih baik kalau melakukan sesuatu dan lebih ingat terhadap apa yang disampaikan. Interaktif itu sesederhana apapun perlu untuk museum dan itu bukan hanya untuk anak kecil tapi dewasa juga," tutur dia.

Terkait koleksi, Zuhdi menyarankan pengelola museum menyediakan informasi rencana kegiatan atau program selama satu ke depan. Hal ini dapat menjadi gambaran terkait kegiatan yang bisa dikunjungi atau dipilih pengunjung.

"Sebenarnya museum di Indonesia sudah banyak yang tahu setahun ke depan mau apa, tapi mereka tidak ada semacam buku yang menginformasikan setahun ini mau apa saja?," katanya.

Hal ini juga termasuk program anak. "Selama setahun, program anak mau apa saja?," katanya.

Baca juga: Jakpus perkenalkan Monas hingga Museum Tekstil ke pelajar-mahasiswa

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyatakan terus berupaya menyediakan ruang publik ramah anak sebagai salah satu cara meningkatkan kualitas hidup warga. Ruang publik ramah anak ini dilengkapi berbagai fasilitas yang mendukung perkembangan anak dan kenyamanan orang tua.

Khusus untuk museum, Dinas Kebudayaan DKI Jakarta menyatakan telah menghadirkan tata kelola lebih baik dilengkapi fasilitas yang modern dan semakin lengkap.

Saat ini tercatat sebanyak 12 museum yang dinaungi Pemprov DKI, yakni Museum Wayang, Museum Sejarah Jakarta, Museum Taman Prasasti dan Museum MH Thamrin.

Lalu, Museum Joang'45, Museum Seni Rupa dan Keramik, Museum Tekstil, Museum Bahari, Museum Betawi, Rumah Si Pitung, Taman Benyamin Suaeb serta Taman Arkeologi Onrust.

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2024