Jakarta (ANTARA News) - Sekitar 30 orang dari Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) dan Liga Mahasiswa Nasional Demokratik (LMND) Kamis melakukan unjukrasa mengecam PT Lapindo yang menyebabkan bencana semburan lumpur di Porong, Sidoarjo. Unjukrasa yang dilakukan pada Kamis siang itu berlangsung di Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat diawali dengan orasi oleh sejumlah mahasiswa dan akan dilanjutkan dengan pawai menuju rumah dinas Menko Kesra Aburizal Bakrie selaku pemilik PT Lapindo. Dalam orasi unjukrasa itu, para mahasiswa menuntut agar harta Aburizal Bakrie disita dan diserahkan kepada masyarakat yang menjadi korban luapan lumpur Lapindo, sementara Aburizal Bakrie ditangkap untuk mempertanggungjawabkan kasus tersebut. Pengunjukrasa juga menuntut agar para korban mendapat kompensasi berupa tempat pemukiman, layanan kesehatan dan layanan pendidikan. Tuntutan lain adalah agar pemerintah melakukan nasionalisasi industri pertambangan di Indonesia serta melakukan kaji ulang terhadap Undang-undang no22/2001 tentang minyak dan gas yang dianggap telah menyebabkan puluhan ribu warga Indonesia terpaksa meninggalkan kampung halaman dan kehilangan pekerjaan. Para pengunjuk rasa juga menuntut agar aparat penegak hukum mengusut tuntas kemungkinan keterlibatan pemerintah dalam hal ini BP Migas dan departemen Energi, Sumber Daya Mineral (ESDM) dalam kasus luapan lumpur yang tidak dapat dikendalikan dan menenggelamkan kawasan permukiman, sawahladang, pabrik-pabrik dan fasilitas umum termasuk menggenangi sebagian jalan tol di wilayah Porong, di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Akibat bencana tersebut, warga di sekitar lokasi penambangan yang berubah menjadi kubangan lumpur itu menjadi kehilangan tempat tinggal, tempat kerja dan juga sawah ladang serta fasilitas umum lainnya. Dalam aksi unjukrasa yang dijaga secara ketat oleh petugas Polri dari Polda Metro Jaya dan Polsek Metro menteng itu, para mahasiswa menyatakan akan melempar lumpur ke rumah dinas Aburizal Bakrie. Meskipun tanpa membawa perlengkapan anti huru-hara, para petugas Polri tampak menjaga dengan ketat aksi demo itu dan memberikan separuh dari ruas jalan Diponegoro untuk digunakan oleh para pengunjukrasa.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006