Kalau produksi jagung terus naik, maka tentunya impor bisa ditekan, bahkan tidak diperlukan

Medan (ANTARA News) - Produksi jagung di Sumatera Utara (Sumut) berdasarkan angka ramalan I 2014 sebesar 1,13 juta ton, menurun dibandingkan angka tetap 2013 yang mencapai 1,18 juta ton.

"Pada ATAP (angka tetap) 2013, produksi jagung Sumut sudah 1.183.011 ton, sementara di ARAM (angka ramalan) I 2014 hanya 1.128.547 ton," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Wien Kusdiatmono, di Medan, Minggu.

Menurut dia, penurunan produksi dampak dari turunnya luas panen dan produktivitas.

Pada ARAM I 2014, luas panen tinggal 202.870 hektare dari ATAP 2013 yang 211.750 hektare .

Adapun produktivitas juga turun, menjadi 55,63 kuintal per hektare dari tahun lalu yang sudah 55,87 kuintal per hektare.

Wien menjelaskan, produksi ARAM I itu juga jauh turun dari ATAP 2012 yang sudah 1.347.124 ton.

Kepala Dinas Pertanian Sumut M. Room S menyebutkan, penurunan produksi dampak cuaca ekstrem dan termasuk ada bencana erupsi Gunung Sinabung yang membuat hasil panen komoditas di Karo terganggu.

Distan, kata dia, masih berharap produksi bisa naik, sehingga target produksi jagung sebesar 1,6 juta-1,7 juta ton tahun ini bisa tercapai.

Menurut dia, target produksi itu sangat diharapkan tercapai mengingat kebutuhan jagung di Sumut terus meningkat setiap tahunnya, dampak kebutuhan yang besar dari pabrikan pakan.

Produksi jagung Sumut dewasa ini masih belum memenuhi kebutuhan masyarakat yang terus naik.

"Kalau produksi jagung terus naik, maka tentunya impor bisa ditekan, bahkan tidak diperlukan," katanya.

Dewasa ini akibat produksi tidak memenuhi kebutuhan, maka tetap ada impor antara lain dari India.

Pewarta: Evalisa Siregar
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014