Jakarta (ANTARA) - Tokoh pejuang Emma Poeradiredja, yang dikenal terlibat dalam peristiwa Kongres Pemuda, dikenang sebagai sosok perempuan yang memegang teguh prinsip kemandirian, sebagaimana diungkapkan oleh putrinya yakni Amarawati Poeradiredja Susmono.

"Beliau mengajari kepada saya itu pokoknya harus benar jadi orang, harus bisa mandiri. Kalau kita misalnya susah jangan minta sama saudara, kamu kerja," kata Amarawati saat ditemui usai upacara peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-96 tahun 2024 di Museum Sumpah Pemuda, Jakarta Pusat, Senin.

Ia menceritakan, Emma mendidik anaknya dengan disiplin dan bekerja keras dengan kemampuan yang dimiliki. Emma juga tidak pernah memberikan perlakuan spesial kepada anaknya, meskipun dirinya memegang jabatan penting di sejumlah organisasi.

Dari didikan sang ibu, Amarawati pun belajar menjadi perempuan yang mandiri dan bertanggung jawab.

"Beliau mengajarkan jujur, kepada saya terutama. Saya benar dalam perjuangan hidup saya. Saat saya kekurangan, kerja saja ke sana ke sini, alhamdullilah beres," ujarnya.

Pada momen Hari Sumpah Pemuda, Amarawati berpesan kepada generasi muda untuk mengisi kemerdekaan dengan terus menimba ilmu dan menjaga persatuan.

"Sekolah yang pintar. Tidak hanya sekolah, tapi hidup yang baik, punya wawasan, dan bersatu gak musuh-musuhan gitu ya," tuturnya.

Diketahui, Emma Poeradiredja aktif berjuang, terutama dalam bidang pemberdayaan perempuan, sejak zaman penjajahan Belanda, Jepang, hingga setelah kemerdekaan.

Emma hadir pada Kongres Pemuda I pada 30 April hingga 2 Mei 1926 sebagai wakil dari anggota Jong Islamiten Bond. Namun, Kongres Pemuda I ternyata belum menghasilkan keputusan yang konkret.

Kongres Pemuda II pada 27-28 Oktober 1928 menghasilkan Sumpah Pemuda. Emma yang hadir pada kongres tersebut saat rapat hari pertama mengatakan bahwa perempuan perlu ikut berjuang.

Baca juga: Sekda: Pemuda patut bangga Bahasa Indonesia lahir di Tanjungpinang
Baca juga: 11 tokoh raih "Jakarta Youth Award 2024" pada peringatan Sumpah Pemuda

Pewarta: Farhan Arda Nugraha
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2024