Jakarta (ANTARA News) - Sekitar 20 orang dari kelompok pecinta satwa liar Profauna, Kamis siang, berunjuk rasa di depan Kedutaan Besar Thailand di Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat. "Kami melihat pemerintah Thailand tidak serius untuk usaha mengembalikan orangutan ke Indonesia, bahkan sekarang alasan penundaan karena terjadi kudeta, itu mengada-ada," kata Ketua Frofauna Indonesia, Asep Purnama, di sela unjukrasa. Asep mengemukakan komunitas internasional yang peduli kelestarian satwa liar juga menganggap alasan Thailand mengada-ada. "Rekan-rekan dari luar negeri mempertanyakan kenapa kudeta membuat pengembalian tertunda, bukankah kudeta hanya berpengaruh di tingkat kabinet? ini menunjukkan Thailand tidak serius," kata Asep. Dia minta pemerintah Thailand dan Indonesia segera menyusun jadwal pengembalian orangutan untuk menindaklanjuti nota kesepahaman yang ditandatangani kedua negara pada 18 April 2006. "Yang membuat kami khawatir, wakil dari Kedubes Thailand yang menerima kami mengatakan hutan di Indonesia sudah tidak baik untuk orangutan. Maksudnya apa? mereka benar-benar tidak serius," kata Asep. Profauna sejak dua tahun lalu telah beberapa kali berunjukrasa dengan tuntutan serupa di depan Kedutaan Besar Thailand. Sebanyak seratus lebih orangutan hingga beberapa tahun lalu digunakan di Safari World Bangkok untuk menarik atraksi pengunjung melalui pertunjukan "orangutan boxing." "Orangutan boxing" adalah pertunjukan di mana primata, satwa yang dilindungi secara internasional itu, berkelahi. Profauna mengemukakan orangutan itu ditempatkan dalam kandang ,5 meter persegi sehingga sulit bergerak dan mengakibatkan depresi. Atas desakan berbagai pihak termasuk Indonesia, pemerintah Thailand pada 2003 menutup atraksi tersebut dan berjanji memulangkan orangutan ke Indonesia setelah proses hukum selesai. Orangutan itu ditempatkan di Wild Life Center, tempat menyimpan satwa liar yang disita. Dari 103 orangutan yang disita polisi kehutanan Thailand, 83 dianalisa DNA-nya dan terdapat 54 orangutan yang dibawa dari Indonesia, sisanya adalah pembiakan di luar Indonesia. Orangutan hidup di Kalimantan dan Sumatera dengan populasi diperkirakan tinggal 30 ribu, termasuk di Sumatera yang diperkirakan paling banyak lima ribu orangutan. Satwa tersebut dilindungi secara internasional oleh Convention on International Trade in Endangered Species (CITES). "Kalau pemerintah Thailand tidak juga mengembalikan orangutan, kami akan galang kampanye internasional," kata Asep. (*)
Copyright © ANTARA 2006