Sejauh ini pertumbuhan titik panas belum begitu mengkhawatirkan namun siaga darurat masih tetap dipertahankan,"
Pekanbaru (ANTARA News) - Satelit NOAA 18 milik Amerika Serikat yang dioperasikan Singapura pada Sabtu (5/7) sore mendeteksi kemunculan 18 titik panas (hotspot) di daratan Pulau Sumatera dan di Provinsi Riau hanya ada empat titik.
"Sejauh ini pertumbuhan titik panas belum begitu mengkhawatirkan namun siaga darurat masih tetap dipertahankan," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, Said Saqlul Amri kepada pers lewat pesan elektronik yang diterima, Minggu siang.
Empat titik panas di Riau berada di Kabupaten Rokan Hilir dimana dua di antaranya berada di sekitar Desa Sungai Sigajah, Kecamatan Kubu.
Sementara dua "hootspot" lainnya berada di Balam Sempurna, Kecamatan Bagan Sinembah, Kabupaten Rokan Hilir dan satu lagi di Desa Sungai Daun, Kecamatan Pasir Limau Kapas.
Jika dibandingkan dengan beberapa hari sebelumnya, pertumbuhan titik panas kali ini jauh lebih sedikit.
"Kemarin ada belasan titik panas di Riau dan beberapa kawasan lahan yang terbakar juga telah menghasilkan asap," kata Said.
Pemerintah Provinsi Riau sebelumnya telah memperpanjang status Siaga Daerurat Bencana Kabut Asap melalui Surat Keputusan Gubernur Riau Nomor Kpts. 453/VI/2014 sebagai bentuk upaya antisipasi kebakaran hutan dan lahan.
Keputusan ini dikeluarkan sebagai perubahan atas Keputusan Gubernur Riau sebelumnya Nomor Kpts. 268/IV/2014.
"Dengan demikian, sesuai keputusan terbaru maka status siaga darurat bencana asap akibat kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau berlangsung dari tanggal 23 Juni 2014 hingga 30 November 2014," kata Kapolda Riau Brigjen Condro Kirono.
Pemerintah Provinsi Riau dalam surat tertulisnya menyatakan, keputusan baru siaga darurat asap ini dibuat dengan pertimbangan laporan Unit Kerja Presiden bidang Pengawasan dan Pengendalian (UKP4) kepada Wakil Presiden RI tanggal 12 Juni 2014 bahwa mulai Juni, peluang fenomena kejadian el-nino diperkirakan lebih dari 60 persen dan akan tetap tinggi hingga awal 2015.
El-nino tahun ini juga diperkirakan akan mengakibatkan musim kering dan kebakaran yang dapat lebih parah daripada tahun 2013 lalu, dan pengaruh kekeringan akan dirasakan mulai Juli dan cenderung kuat setelah November.
(KR-FZR/Y006)
Pewarta: Fazar Muhardi
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014