Santo Andre, Brasil (ANTARA News) - Tim Jerman menghabiskan sebagian besar waktu mereka pada Piala Dunia, di balik tembok tinggi benteng 'Campo Bahia' di tepi Samudera Atlantik untuk menghindari kontak dengan fans, masyarakat lokal dan media.
Tim Jerman menciptakan kepompong yang nyaris kedap di sekitar resort eksklusif dengan 14 vila itu, melindungi para pemain mereka dari dunia luar dan gangguannya.
Sulit untuk berargumen dengan keberhasilan formula Jerman yang mereka sebut "Konzentration und Fokussierung", karena tim tiga kali juara Piala Dunia itu telah mencapai semifinal keempat berturut-turut dan menjadi salah satu tim yang difavoritkan memenangi gelar.
Namun keamanan ketat yang tidak bersahabat di seputar kamp Jerman yang mewah di balik dinding tinggi itu sangat kontras dengan atmosfir santai dan ramah kampung miskin yang dihuni 800 orang di negara bagian Bahia.
"Alemanha cria 'muro de Berlim' na Bahia," (Jerman membangun 'Tembok Berlin' di Bahia,) tulis surat kabar nasional Brasil Folha de St. Paulo setelah melihat benteng yang mengintimidasi itu.
Sementara banyak tim-tim Piala Dunia lainnya tampak membaur, senyum, dan memberi tanda tangan serta menghabiskan waktu bersama fans dan warga setempat di Brasil, tim Jerman tinggal di balik penjagaan ketat, tembok dua meter dari kamp mereka di kawasan timur laut Brasil kecuali untuk berlatih dan berangkat bertanding.
Warga setempat, turis dan bahkan beberapa fans Jerman yang berusaha melihat sekilas para pemain - atau bahkan memdapat tanda tangan - menanti dengan sia-sia di pantai di luar benteng yang dijaga ketat itu.
Tempat tinggal tim
"Filosofi kami adalah konsentrasi dan fokus dan bagian dari itu adalah tempat tinggal tim," kata juru bicara tim Jerman Jens Grittner ketika ditanya mengapa timnya sangat dijaga ketat dari publik dan media.
"Staf pelatih menekankan 'konsentrasi dan fokus' dan ini salah satu elemen penting dari tugas kami di sini," tambahnya ketika Jerman menyiapkan diri menghadapi semifinal, Selasa, melawan tuan rumah Brasil di Belo Horizonte.
Bahkan 500 meter bagian dari jalan sempit yang melintas di depan kompleks tersebut - satu-satunya jalan melalui kota - diputus untuk lalu lintas dan pejalan kaki tidak boleh melewati jalan yang ditutup itu kecuali mematikan kamera telepon seluler mereka.
Penduduk lokal hanya diizinkan memasuki area keamanan menuju rumah mereka jika menunjukkan lencana khusus, dipandang sebagai gangguan.
"Saya tidak menafsirkan ini bahwa tempat tinggal kami ditutup," kata Grittner. "Ini hanya lah bagian dari persiapan profesional kami. Tim-tim lain mempunyai filosofi berbeda soal itu dibanding kami."
Memang, hanya belasan kilometer dari kamp mewah Jerman dengan vila-vila yang baru dibangun itu, tim Swiss tinggal di hotel biasa di tepi jalan dan membaur terbuka dengan tamu-tamu lain di bar hotel, kolam renang dan saat sarapan.
Tim-tim di kota-kota lain yang menjadi tempat penyelenggaraan Piala Dunia, pemain tersenyum bisa sering tampak pada media Brasil, berpose untuk berfoto bersama fans atau memberi tanda tangan. Bukan sesuatu yang sering dilakukan tim Jerman - tersenyum dan memberi tanda tangan.
Tuntutan publik
Di media center Jerman tidak jauh dari situ, pelatih Joachim Loew hanya muncul dua kali dalam empat pekan terakhir.
Jurnalis diperbolehkan menyaksikan dan merekam dalam bentuk video, 20 menit pertama pada dua dari tiga sesi latihan setiap pekannya tetapi publik tidak diperbolehkan.
Ketika pemirsa di negaranya menuntut Piala Dunia kembali diperoleh setelah gelar terakhir pada 1990 dan kritik media yang mengharapkan sepak bola menyerang yang menghibur serta kemenangan, Loew dan para pemainnya tampaknya berkembang di dunia kecil mereka sendiri.
"Saya tidak pernah membaca koran sejak saya tiba di Brasil," kata Loew pekan lalu dengan bangga ketika ditanya mengenai kritik media di negaranya atas susunan pemainnya serta strateginya.
"Saya menjauh dari semua itu untuk membuat kepala saya jernih untuk hal-hal yang penting," katanya seperti dikutip Reuters.
Loew dan para pemainnya semua mendapat nomor telepon seluler baru untuk Piala Dunia sehingga mereka tidak dapat dihubungi reporter Jerman. Tindakan itu untuk mencegah kebocoran.
Ketika seorang anak muda Brasil mendekati Miroslav Klose di hotel tempat media center dua pekan lalu dan diminta berfoto dengannya, striker itu ditarik menjauh oleh petugas keamanan Asosiasi Sepak Bola Jerman (DFB).
Ketika dua pekerja hotel meminta Thomas Mueller berpose untuk foto bersama mereka sepekan kemudian ia setuju tetapi ketika mereka merangkulnya ia geram: "Jangan sentuh!" dan menjauh sebelum foto sempat diambil.
Ratusan fans lokal menanti berjam-jam - kadang di bawah hujan lebat dan sampai larut malam - untuk menyambut kembalinya atau berangkatnya tim Jerman ketika mereka berjalan antara feri dan bus tim.
Hampir tidak ada pemain melambaikan tangan atau senyum pada para suporter itu apalagi memberi tanda tangan.
Penerjemah: Fitri Supratiwi
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014