Tangguh Festival ini merupakan upaya konkret untuk melibatkan seluruh lapisan masyarakat dalam upaya mengurangi risiko bencana
Kabupaten Bogor (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor, Jawa Barat, mengedepankan kolaborasi pentahelix dalam mitigasi bencana menghadapi ancaman megathrust.

Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat (Aspem Kesra) Pemkab Bogor Zainal Ashari di Cibinong, Senin, mengungkapkan kolaborasi pentahelix ini dipupuk melalui Tangguh Festival tahun 2024, yang berlangsung di halaman kantor BPBD Kabupaten Bogor.

"Ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat terhadap berbagai potensi bencana yang dapat terjadi di wilayah Kabupaten Bogor," ungkap Zainal.

Pendekatan kolaborasi pentahelix dalam pengurangan risiko bencana ini melibatkan lima sektor utama yaitu pemerintah, akademisi, dunia usaha, komunitas, serta media massa, dengan menawarkan kerangka kerja komprehensif guna memperkuat ketahanan masyarakat terhadap ancaman alam.

"Tangguh Festival ini merupakan upaya konkret untuk melibatkan seluruh lapisan masyarakat dalam upaya mengurangi risiko bencana. Melalui berbagai kegiatan yang menarik dan edukatif, kami ingin menanamkan semangat gotong royong dan kepedulian terhadap lingkungan,” ujarnya.

Baca juga: Menko PMK pastikan pengurangan risiko bencana tetap menjadi prioritas
Baca juga: Relawan bencana Bekasi gotong royong perbaiki tanggul jebol


Zainal menyebutkan Kabupaten Bogor memiliki ancaman megathrust yang lebih kuat dari guncangan gempa, sehingga dinilai dapat menimbulkan kerusakan struktur rumah dan bangunan sebagaimana potensi gempa lainnya yang cukup tinggi.

Selain megathrust Kabupaten Bogor juga terancam oleh sesar aktif yakni sesar Cimandiri, sesar Lembang dan yang paling panjang sesar Baribis, yang membentang dari Tangerang melewati Depok dan Kabupaten Bogor hingga ke Majalengka.

Menurut dia, jika sesar Baribis terjadi gempa besar akan berdampak di wilayah Kabupaten Bogor.

“Dengan memahami potensi risiko dan mengintegrasikan upaya mitigasi yang komprehensif, kita dapat mengurangi dampak bencana yang mungkin terjadi, melindungi populasi dan menjaga keberlanjutan pembangunan di tengah tantangan geologis yang dihadapi, sehingga dampak negatif dari bencana alam dapat diminimalisir,” tuturnya.

Sementara, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bogor Ade Hasrat menerangkan Kabupaten Bogor memiliki potensi bencana alam dampak dari sesar Baribis yang merupakan sebuah patahan bumi terpanjang di pulau Jawa.

Sesar ini aktif bergerak di 5 mm setiap tahun dan pada tahun 1943 pernah terjadi gempa di atas 7.0 SR serta menyebabkan korban dan segala infrastruktur rusak.

“Ancaman ini merupakan sebuah ancaman yang nyata, oleh karena itu kami dari BPBD Pemerintah Kabupaten Bogor bekerja sama dengan Forum Pengurangan Risiko Bencana (FRB) menggugah kesadaran bahwa sungguh kita harus bergerak mempersiapkan diri apabila terjadi bencana, itu tujuan utama diadakannya festival ini,” kata Ade Hasrat.

Baca juga: BPBD Cianjur lakukan pendataan dan penanganan cepat longsor Takokak
Baca juga: Pemkot Surabaya siapkan sejumlah antisipasi bencana hidrometeorologi

Pewarta: M Fikri Setiawan
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2024