Jakarta (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mendorong penguatan diplomasi saintifik Indonesia di mata global, untuk menunjukkan keunggulan negara ini dalam menyelesaikan berbagai masalahnya, dan memaparkannya secara ilmiah melalui forum-forum internasional.

Ditemui di Jakarta, Senin, Deputi Bidang Kebijakan Pembangunan BRIN Mego Pinandito mengungkapkan penyelesaian berbagai fenomena di Indonesia seperti kerukunan masyarakat yang berbeda suku dan agama, iklim dan alam yang mencakup flora dan fauna, hingga diversifikasi pangan menjadi topik yang dinanti oleh banyak negara lain dalam forum-forum internasional secara saintifik.

Namun, keterbatasan kemampuan para diplomat dalam menyampaikan berbagai hal secara ilmiah, juga keterbatasan para peneliti untuk menyampaikan sesuatu dengan bahasa diplomasi yang baik menjadi kekurangan dalam bidang ini, sehingga saat ini kelebihan-kelebihan Indonesia di bidang riset belum diketahui oleh banyak negara.

"Inilah yang kemudian kita perlu secara aktif ikut membantu delegasi Indonesia, misalnya di dalam mempersiapkan hal-hal yang akan menjadi usulan-usulan Indonesia di berbagai sidang internasional," kata Mego.

Mego menyebut pihaknya memiliki berbagai pusat riset yang telah meneliti berbagai bidang yang ada di Indonesia. Sehingga, sejatinya jawaban ilmiah atas berbagai fenomena yang terjadi di Indonesia telah tersedia di BRIN.

"Nah, hasil-hasil kajian teknologi itulah yang kemudian akan bermanfaat kalau kita bisa share, bagaimana sebetulnya success story Indonesia dalam konteks tersebut," ujarnya.

Mego memberikan contoh dengan fenomena Indonesia yang kaya akan keanekaragaman budaya dan hingga kini masih bisa bersatu. Menurutnya, keanekaragaman budaya bisa menjadi pemicu konflik atau perang saudara di negara lainnya.

"Nah itu sebenarnya contoh-contoh konkret yang memang diharapkan oleh berbagai organisasi internasional untuk Indonesia, agar bisa sharing bagaimana sih sebetulnya cara mengelola konflik itu sendiri, bagaimana kemudian melakukan pendekatan dua pihak yang saling bertikai itu kok bisa selesai," paparnya.

Oleh karenanya, BRIN menggelar seminar bertajuk "Peningkatan Peran dan Kontribusi Hasil-hasil Riset BRIN dalam Penguatan Strategi Diplomasi Saintifik Indonesia" di Kantor BRIN, Jakarta pada 28 Oktober 2024 ini, yang dihadiri oleh sejumlah perwakilan dari berbagai pusat riset di BRIN.

Kegiatan ini turut mengundang para pakar diplomasi seperti seperti Duta Besar Indonesia untuk Tunisia periode 2017-2021 Ikrar Nusa Bhakti, Kepala Pusat Strategi Kebijakan Kawasan Amerika dan Eropa Kemlu, Spica Alphanya Tutuhatunewa, serta Direktur Penguatan dan Kemitraan Infrastruktur Riset dan Inovasi BRIN, Joannes Ekaprasetya Tandjung.

Baca juga: BRIN tunggu keputusan Presiden terkait ruang lingkup Kemendiktisaintek
Baca juga: BRIN hadirkan diplomasi sains yang inovatif untuk atasi krisis air
Baca juga: BRIN gandeng China dan swasta kembangkan satelit penginderaan jauh

Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2024