Beijing (ANTARA) - Biro Statistik Nasional (National Bureau of Statistics/NBS) China pada Minggu (27/10) menyebutkan bahwa laba gabungan perusahaan-perusahaan industri besar di China mencapai 5,23 triliun yuan (1 yuan = Rp2.193) atau sekitar 735,41 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp15.629) pada periode Januari-September 2024, turun 3,5 persen secara tahunan (year on year/yoy).

Sementara itu, industri-industri momentum baru yang diwakili oleh manufaktur teknologi tinggi mengalami pertumbuhan yang pesat. Ahli statistik NBS Yu Weining mengatakan hal itu menunjukkan ketangguhan pembangunan ekonomi industri.

Yu mengatakan bahwa berbagai faktor telah berkontribusi pada penurunan tingkat pertumbuhan laba perusahaan industri, termasuk peningkatan yang signifikan dalam basis perbandingan secara tahunan sejak Agustus, permintaan efektif yang tidak mencukupi, dan penurunan harga produk industri.

Pada September saja, laba turun 27,1 persen (yoy).

Menurut NBS, total laba perusahaan industri besar naik 575,43 miliar yuan pada periode Januari-September dibandingkan dengan periode Januari-Agustus.

Dalam sembilan bulan pertama 2024, didorong oleh pertumbuhan produksi yang cepat, laba industri manufaktur teknologi tinggi naik 6,3 persen (yoy).

Menurut Yu, tingkat pertumbuhan ini 9,8 poin persentase lebih tinggi dari tingkat rata-rata perusahaan industri besar, memberikan kontribusi 1,1 poin persentase terhadap pertumbuhan laba secara keseluruhan. Performa ini secara signifikan mendukung laba industri.

Dengan upaya yang solid untuk memperluas permintaan domestik, meningkatkan konsumsi, dan menstabilkan permintaan pasar internasional, laba industri manufaktur barang konsumsi naik 2,4 persen (yoy) pada periode Januari-September, memberikan kontribusi sebesar 0,5 poin persentase terhadap pertumbuhan laba industri secara keseluruhan.

Yu menjelaskan bahwa ketahanan pendorong pertumbuhan industri baru telah terbukti, meskipun tingkat pertumbuhan laba industri telah menurun. Lebih lanjut dia menambahkan bahwa dengan stabilnya ekspektasi perusahaan industri dan peningkatan kepercayaan diri, pertumbuhan laba industri diperkirakan akan pulih.

Pewarta: Xinhua
Editor: Imam Budilaksono
Copyright © ANTARA 2024