Denpasar (ANTARA News) - Perdana Menteri Australia, John Howard, atas nama pemerintah dan rakyat Australia, menyampaikan simpati mendalam dan duka cita kepada keluarga yang meninggal dalam ledakan bom Bali, 12 Oktober 2002. "Hari ini kita mengenang dengan kesedihan mendalam 88 warga Australia dan tiga orang penduduk tetap yang terbunuh serta terluka dalam peristiwa bom 2002 di Bali," kata PM Johm Howard, dalam pernyataannya yang diterima ANTARA, di Jimbaran, Bali, Kamis. Pernyataan PM John Howard disampaikan sehubungan peringatan ledakan bom Bali 21 Oktober 2002 yang diadakan di kompleks Garuda Wisnu Kencana (GWK), di Jimbaran, Bali, dan dihadiri Dubes Australia untuk Indonesia, Bill Farmer AO, serta sejumlah dubes dan konjen negara asing yang warganya ikut jadi korban. Menurut PM Howard, tanggal 12 Oktober 2002 adalah hari tragedi yang tidak terhindarkan bagi para korban serta keluarga dan teman-teman yang terbunuh dan terluka dalam serangan yang membabi buta itu. "Rasa ketidakadilan dan marah yang dirasakan oleh para korban dan orang-orang yang dicintai tidak akan pernah sirna," katanya. Atas nama Pemerintah dan rakyat Australia, sekali lagi dirinya menyampaikan kepada korban, simpati mendalam dan duka cita yang tulus. Hati dan doa, katanya, juga bersama rakyat Indonesia dan warga negara lainnya yang terpengaruh oleh serangan tersebut. Sebagai bangsa, kata PM Howard, tidak akan pernah dapat menerima kejadiaan saat itu, namun dapat menghimpun kekuatan dari keberanian dan ketahanan seluruh rakyat sebagaimana ditunjukkan dalam mendukung para korban. "Atas nama bangsa Australia, kembali aya menyampaikan terima kasih kepada mereka yang telah membaktikan diri setelah terjadi tragedi, termasuk Pemerintah dan kepolisian Indonesia," katanya. Pihaknya mempunyai kewajiban kepada para korban untuk berhasil memerangi terorisme dan ekstrimisme serta menekankan kembali pentingnya toleransi dan harmonisasi dalam komunitas dan kawasan kedua negara. (*)
Copyright © ANTARA 2006