Cali (ANTARA) - China telah melakukan upaya yang luar biasa dalam perlindungan berbagai spesies selama beberapa tahun terakhir dan selalu menjadi mitra yang baik," kata seorang pemimpin konservasi margasatwa global.
Susan Lieberman, Wakil Presiden Wildlife Conservation Society (WCS), menyampaikan pernyataan tersebut dalam sebuah wawancara baru-baru ini di sela Pertemuan ke-16 Konferensi Para Pihak Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang Keanekaragaman Hayati (COP16), yang berlangsung dari 21 Oktober hingga 1 November dengan tema "Berdamai dengan Alam" (Peace with Nature).
Lieberman, yang mengawasi kebijakan internasional di WCS, mengatakan bahwa organisasi global tersebut telah lama bekerja sama erat dengan China dalam berbagai isu, seperti habitat harimau dan pemberantasan perdagangan margasatwa ilegal.
China juga telah bekerja keras untuk membangun taman-taman nasional, yang membutuhkan upaya besar mengingat skala dan keanekaragaman hayati negara tersebut, tutur Lieberman
WCS memiliki kolaborasi yang baik dengan China, lanjut Lieberman, seraya menambahkan bahwa kolaborasi tersebut membantu China melestarikan keanekaragaman hayatinya melalui berbagai program.
"Pengendalian perdagangan margasatwa adalah pekerjaan yang sulit," kata Lieberman, seraya mengatakan bahwa China telah melakukan "pekerjaan luar biasa" dengan menerapkan tindakan tegas terhadap praktik ilegal tersebut.
Lieberman juga mengatakan kepemimpinan China selama COP15 memberikan dampak global melalui Kerangka Kerja Kunming-Montreal untuk Keanekaragaman Hayati (2022).
Lebih lanjut menurut Lieberman, COP16 di Kolombia sangat penting karena pemerintah-pemerintah dan berbagai organisasi konservasi berkumpul guna mengevaluasi keanekaragaman hayati di planet ini untuk pertama kalinya sejak kerangka kerja itu ditetapkan.
Dia mengungkapkan optimismenya terhadap kolaborasi dengan China di masa depan dalam memerangi perdagangan margasatwa ilegal dan kerja sama ilmiah.
Didirikan pada 1895, WCS berfokus pada konservasi lingkungan-lingkungan alam terbesar di dunia di wilayah-wilayah prioritas yang menjadi rumah bagi sekitar 50 persen keanekaragaman hayati planet ini.
Pewarta: Xinhua
Editor: Indra Arief Pribadi
Copyright © ANTARA 2024