Hefei (ANTARA) - "Saya haus," kata seorang pengunjung kepada sebuah robot humanoid setinggi 1,7 meter dengan bobot 65 kilogram dalam ajang World Voice Expo ketujuh di Hefei, Provinsi Anhui, China timur.

Tanpa keraguan, robot humanoid hitam itu mengidentifikasi botol berisi kopi di antara dua benda lain di atas meja dan menyerahkannya kepada pengunjung tersebut.

"Diperkuat oleh model bahasa besar (large language model/LLM), robot humanoid generasi kedua kami lebih pintar dan dapat melakukan tugas-tugas yang lebih rumit seperti menuangkan kopi," kata Ji Chao, kepala ilmuwan robotika dari perusahaan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) iFLYTEK.

Platform robotik superbrain iFLYTEK telah memberdayakan 450 perusahaan robotika dan 15.000 pengembang di seantero negara itu dengan membuka akses LLM milik perusahaan tersebut, menurut Ji.

World Voice Expo ketujuh, yang berlangsung dari Kamis (24/10) hingga Minggu (27/10), menampilkan lebih dari 200 produk AI, termasuk robot-robot humanoid, sistem interaksi manusia-mesin, dan LLM yang ditingkatkan. Ajang ini menyoroti kecepatan luar biasa perkembangan AI serta semakin meluasnya penerapan AI di berbagai skenario.

Unitree, sebuah perusahaan rintisan robotika yang berbasis di Hangzhou, memamerkan robot humanoid unggulannya, Unitree H1. Robot humanoid ini dapat bergerak 3,3 meter per detik.

"Kami telah menjual lebih dari 100 robot jenis ini, dengan harga 90.000 dolar AS (1 dolar AS = Rp15.593) per unit, yang memberikan gambaran tentang ruang pasar yang sangat besar untuk komersialisasi penuh robot humanoid," kata Li Jun, selaku kepala layanan teknis di Unitree.

Di China, AI menjadi mesin yang penting untuk pengembangan kekuatan produktif berkualitas baru. Dalam laporan kerja pemerintah tahun ini, China memperkenalkan inisiatif AI Plus, sebuah langkah strategis yang dirancang untuk mendorong ekspansi ekonomi digital dan memelopori transformasi serta modernisasi sektor-sektor manufaktur.

Dalam pameran tersebut, sebuah sistem pengujian interaksi suara otomatis untuk kendaraan energi baru (new energy vehicle/NEV) memulai debutnya dan menarik perhatian luas.

Di dalam NEV, sebuah robot berinteraksi dengan kendaraan tersebut sama halnya seperti penumpang manusia. Sementara itu, sebuah platform eksternal melacak dan menampilkan akurasi, stabilitas, dan ketepatan waktu interaksi secara waktu nyata (real-time). Sistem ini secara otomatis menyusun semua data yang terkumpul menjadi laporan yang rinci.

"Interaksi suara adalah fungsi inti dari kokpit cerdas NEV. Sebelumnya, pengujian yang dilakukan oleh manusia selama periode penelitian dan pengembangannya memerlukan waktu berminggu-minggu," kata Wu Jiangzhao, selaku manajer umum di Pusat Inovasi Suara Cerdas Nasional (National Intelligent Voice Innovation Center).

"Dengan sistem uji otomatis ini, waktu pengujian dapat dipersingkat menjadi hanya dua hingga tiga hari, memberikan dorongan kuat untuk peningkatan cerdas di dalam industri otomotif," ujarnya.

"AI sedang membentuk kembali industri otomotif," kata Yin Tongyue, pimpinan produsen mobil China Chery.

Dari mengembangkan kendaraan yang dapat berbicara hingga mobil yang dapat berbahasa asing untuk pasar luar negeri, dan kini sistem kokpit cerdas yang berorientasi pada manusia, Chery menyambut baik perkembangan pesat AI, ujar Yin.

Berbagai kebutuhan sehari-hari, mulai dari kulkas pintar hingga kacamata AI dan cangkir pintar, kini telah terintegrasi dengan LLM AI. Hal ini memberikan pengalaman baru yang menarik bagi para pengguna.

MiMouse, sebuah perusahaan teknologi tinggi di Anhui, memamerkan mouse pintar terlarisnya di pameran tersebut, bersama dengan keyboard pintar yang baru saja dikembangkan dan didukung LLM.

Terintegrasi dengan beberapa LLM, keyboard ini dapat dengan mudah menghasilkan artikel, membuat presentasi PowerPoint, menggambar, dan melakukan penerjemahan dalam sekejap hanya dengan menekan beberapa tombol.

"Keyboard dan mouse pintar ini dapat membantu mengurangi tugas-tugas repetitif bagi pekerja kantoran," kata Manajer Umum MiMouse Feng Haihong. Mereka telah menjual sekitar 10.000 mouse pintar dalam waktu kurang dari sebulan, imbuhnya.

Berkat perkembangan pesat AI, China kini memiliki lebih dari 4.500 perusahaan AI. Nilai industri inti AI negara itu mencapai lebih dari 578 miliar yuan (1 yuan = Rp2.192) pada 2023, atau naik 13,9 persen secara tahunan (year on year/yoy), menurut data resmi.

Ke depannya, AI akan mengubah pola industri dan persaingan serta penelitian ilmiah, membawa perubahan ke semua sektor perdagangan dan profesi, dan yang terpenting, memenuhi aspirasi masyarakat untuk kehidupan yang lebih baik, kata Chairman iFLYTEK Liu Qingfeng dalam pameran tersebut.

Pewarta: Xinhua
Editor: Indra Arief Pribadi
Copyright © ANTARA 2024