... Perjuangan para santri sudah tercermin dalam Pancasila dengan Bhinneka Tunggal Ika... "Jakarta (ANTARA News) - Salah satu badan otonom di jajaran NU, Persatuan Pencak Silat Nahdlatul Ulama Pagar Nusa, menilai janji calon presiden Joko Widodo menjadikan 1 Muharam sebagai Hari Santri Nasional berpotensi memecah belah umat Islam.
1 Muharam sudah diperingati sebagai Tahun Baru Islam dan sudah barang tentu milik seluruh umat Islam, tanpa memandang status sosialnya di masyarakat.
"Jika 1 Muharam ditetapkan sebagai Hari Santri Nasional sama artinya itu menafikan umat Islam lain, yang juga berpotensi menimbulkan perpecahan," kata Ketua Umum PP PSNU Pagar Nusa, Aizzudin Abdurrahman, dalam keterangan, di Jakarta, Jumat.
Dia juga mengatakan ide penetapan 1 Muharam sebagai hari santri juga bertentangan dengan prinsip Islam Rahmatan Lil Alamin, Islam yang menjadi rahmat bagi seluruh alam.
"Muharam adalah bulan di mana diharamkan melakukan perbuatan yang bisa menimbulkan pertikaian. Jika 1 Muharam ditetapkan sebagai Hari Santri Nasional, itu justru berpotensi memecah belah, berpotensi menimbulkan pertikaian," katanya.
Dia mengatakan, pada bulan Muharam terdapat berbagai macam keutamaan yang semuanya dijamin Tuhan, dimana santri dinilai tidak etis apabila mengklaim secara sepihak keutamaan tersebut.
"Sebaliknya, santri sebagai bagian dari umat Islam itu sendiri sangat dianjurkan mengisi bulan Muharam dengan ibadah sunah yang telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad. Prinsip ke-NU-an, tawazun, tasamuh, tawasuth, dan itidal tidak boleh bengkok, apalagi luntur," katanya.
Lebih lanjut Gus Aiz, demikian dia akrab disapa, mengatakan janji penetapan 1 Muharam sebagai Hari Santri Nasional hanyalah komoditas politik menjelang pelaksanaan Pemilihan Presiden, di mana santri tidak semestinya dijadikan martir untuk diadu domba.
"Yang juga harus dicermati, tidak ada catatan sejarah menjadikan 1 Muharam sebagai Hari Santri Nasional. Perjuangan para santri sudah tercermin dalam Pancasila dengan Bhinneka Tunggal Ika," katanya.
Dia juga mengatakan ide penetapan 1 Muharam sebagai hari santri juga bertentangan dengan prinsip Islam Rahmatan Lil Alamin, Islam yang menjadi rahmat bagi seluruh alam.
"Muharam adalah bulan di mana diharamkan melakukan perbuatan yang bisa menimbulkan pertikaian. Jika 1 Muharam ditetapkan sebagai Hari Santri Nasional, itu justru berpotensi memecah belah, berpotensi menimbulkan pertikaian," katanya.
Dia mengatakan, pada bulan Muharam terdapat berbagai macam keutamaan yang semuanya dijamin Tuhan, dimana santri dinilai tidak etis apabila mengklaim secara sepihak keutamaan tersebut.
"Sebaliknya, santri sebagai bagian dari umat Islam itu sendiri sangat dianjurkan mengisi bulan Muharam dengan ibadah sunah yang telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad. Prinsip ke-NU-an, tawazun, tasamuh, tawasuth, dan itidal tidak boleh bengkok, apalagi luntur," katanya.
Lebih lanjut Gus Aiz, demikian dia akrab disapa, mengatakan janji penetapan 1 Muharam sebagai Hari Santri Nasional hanyalah komoditas politik menjelang pelaksanaan Pemilihan Presiden, di mana santri tidak semestinya dijadikan martir untuk diadu domba.
"Yang juga harus dicermati, tidak ada catatan sejarah menjadikan 1 Muharam sebagai Hari Santri Nasional. Perjuangan para santri sudah tercermin dalam Pancasila dengan Bhinneka Tunggal Ika," katanya.
"Tanpa harus diperingati, masyarakat tahu, santri memiliki saham atas berdirinya bangsa ini. Menurut saya, gagasan itu lebih banyak mudlarat daripada manfaatnya, ini yang harus dijaga," katanya.
Joko Widodo dalam kampanye di Malang, Jawa Timur, beberapa saat lalu, menyetujui penetapan 1 Muharam sebagai Hari Santri Nasional. Jokowi beralasan santri adalah kearifan lokal yang sudah selayaknya dijadikan kearifan nasional.
Menurut Pengasuh Pesantren An-Nur, Bululawang, Kabupaten Malang, KH Fathurrozi (Gus Fahrur), ide hari santri bukan ide asli Joko Widodo.
"Ide Hari Santri itu sebenarnya ide lama dan bukan ide orisinil dari Jokowi. Itu idenya Gus Thoriq, pimpinan Ponpes Babussalam Banjarejo, Kabupaten Malang," katanya per telepon kepada Antara di Surabaya, Kamis (3/7).
Menurut Gus Fahrur yang dikenal dekat dengan Gubernur Jatim Soekarwo itu, setiap tahun Ponpes Babussalam milik Gus Thoriq mengadakan peringatan Hari Santri pada 1 Muharam.
Joko Widodo dalam kampanye di Malang, Jawa Timur, beberapa saat lalu, menyetujui penetapan 1 Muharam sebagai Hari Santri Nasional. Jokowi beralasan santri adalah kearifan lokal yang sudah selayaknya dijadikan kearifan nasional.
Menurut Pengasuh Pesantren An-Nur, Bululawang, Kabupaten Malang, KH Fathurrozi (Gus Fahrur), ide hari santri bukan ide asli Joko Widodo.
"Ide Hari Santri itu sebenarnya ide lama dan bukan ide orisinil dari Jokowi. Itu idenya Gus Thoriq, pimpinan Ponpes Babussalam Banjarejo, Kabupaten Malang," katanya per telepon kepada Antara di Surabaya, Kamis (3/7).
Menurut Gus Fahrur yang dikenal dekat dengan Gubernur Jatim Soekarwo itu, setiap tahun Ponpes Babussalam milik Gus Thoriq mengadakan peringatan Hari Santri pada 1 Muharam.
Pewarta: Sigit Pinardi
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2014