Penguatan ideologi Pancasila, hak asasi manusia (HAM), dan demokrasi bernilai penting.
Jakarta (ANTARA) -
Ketua Pusat Studi Pancasila (PSP) Universitas Gadjah Mada (UGM) Agus Wahyudi mengatakan Astacita Presiden RI Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming memiliki makna simbolik yang penting bagi masyarakat karena menunjukkan kesinambungan nilai untuk Indonesia.
 
Agus Wahyudi menjelaskan bahwa astacita atau delapan misi, khususnya dalam poin pertama, adalah penguatan ideologi Pancasila, hak asasi manusia (HAM), dan demokrasi bernilai penting untuk untuk perjalanan bangsa Indonesia ke depan dengan tetap berpijak pada pengalaman masa lalu dan kemungkinan bayangan nilai untuk membimbing langkah perubahan pada masa depan.
 
"Bagi masyarakat, komitmen simbolik yang membawa pesan atau makna tentang kesinambungan dan keberlanjutan nilai ini penting mengingat hakikat masyarakat demokrasi selalu bekerja dalam ketidakpastian atau berubah-ubah," kata Agus kepada ANTARA di Jakarta, Minggu.
 
Menurut dia, astacita tersebut berdampak positif karena sebagai masyarakat bisa melihat bahwa misi itu menjadi rujukan untuk pemikiran dalam menimbang berbagai tindakan dan pilihan kebijakan bagi pemerintah.
 
"Selain itu, juga mengandung tindakan atau pilihan perilaku yang bernilai publik dan politik dari warga negara atau anggota masyarakat," ujar pemilik gelar Doctor of Philosophy (Ph.D.) itu.
 
Meski begitu, lanjut Agus, misi pada penguatan Pancasila, demokrasi, dan HAM itu memiliki tiga pengertian atau konsep besar yang perlu terjemahan di level praksis dan kebijakan konkret.
 
Lebih lanjut dia mengatakan bahwa Prabowo harus memperkuat hegemoni pemahaman tentang Pancasila agar tidak disalahgunakan untuk melayani kekuasaan otoritarian, feodal, dan autokratik, dan yang mengaburkan distingsi atau perbedaan tafsir.
 
Agus mengemukakan bahwa makna demokrasi sebagai konsep besar selama ini juga masih terlalu sederhana dan terbatas pada aktivitas pemilu reguler sehingga belum dan mengakar dalam rangka mengembalikan kedaulatan kepada rakyat atau untuk mengurangi kesenjangan ekonomi.
 
Pemahaman terkait dengan penguatan HAM juga harus bergeser ke arah yang lebih baik sehingga bisa dirasakan merata oleh semua warga negara, terutama bagi masyarakat yang lemah, miskin, dan tak berdaya.
 
Menurut dia, semua hal itu harus tidak boleh terjadi bila Presiden sudah mencanangkan astacita nomor satu itu.
 
Untuk memajukan bangsa dan negara ke depan, Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka memiliki visi Bersama Indonesia Maju, Menuju Indonesia Emas 2045.

Baca juga: Pengamat: Menteri harus segera akselerasi Astacita Prabowo-Gibran
Baca juga: Pengamat: Alokasi Rp 20 triliun untuk Kementerian HAM sesuai Astacita
 
Adapun astacita atau delapan misi untuk mencapai visi tersebut, yaitu:
 
1. Memperkokoh ideologi Pancasila, demokrasi, dan hak asasi manusia (HAM).

2. Memantapkan sistem pertahanan keamanan negara dan mendorong kemandirian bangsa melalui swasembada pangan, energi, air, ekonomi kreatif, ekonomi hijau, dan ekonomi biru.
 
3. Meningkatkan lapangan kerja yang berkualitas, mendorong kewirausahaan, mengembangkan industri kreatif, dan melanjutkan pengembangan infrastruktur.
 
4. Memperkuat pembangunan sumber daya manusia (SDM), sains, teknologi, pendidikan, kesehatan, prestasi olahraga, kesetaraan gender, serta penguatan peran perempuan, pemuda, dan penyandang disabilitas.
 
5. Melanjutkan hilirisasi dan industrialisasi untuk meningkatkan nilai tambah di dalam negeri.
 
6. Membangun dari desa dan dari bawah untuk pemerataan ekonomi dan pemberantasan kemiskinan.
 
7. Memperkuat reformasi politik, hukum, dan birokrasi, serta memperkuat pencegahan dan pemberantasan korupsi dan narkoba.
 
8. Memperkuat penyelarasan kehidupan yang harmonis dengan lingkungan, alam, dan budaya, serta peningkatan toleransi antarumat beragama untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur.

Pewarta: Donny Aditra
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2024