Hati saya ke situ (nomor dua), ya sudah biar imbang. Dan orang Islam kan istikharah. Hasil istikharah ke sana
Jakarta (ANTARA News) - Mantan perwira tinggi TNI AD yang pernah menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) periode 2002-2005, Jenderal TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu, menyatakan dukungannya terhadap pasangan capres-cawapres nomor urut dua Joko Widodo-Jusuf Kalla.
"Saya putuskan saya dukung nomor dua," kata Ryamizard dalam keterangan persnya di Jakarta, Jumat.
Menantu dari mantan Wakil Presiden Try Sutrisno itu mengaku bahwa sebelumnya ia memilih untuk netral sejak ia pensiun pada tahun 2009. Namun, ia memutuskan untuk menentukan pilihan karena ingin menjunjung demokrasi.
"Saya pada tahun 2009 baru setahun pensiun memilih untuk golput. Saya enggak suka politik tapi bukan berartu politik itu jelek. Tetapi sekarang saya sering beri ceramah di mana-mana soal demokrasi, berarti saya kan junjung demokrasi. Pemilu itu kan demokrasi, kalau saya enggak pilih berarti saya tidak demokrasi," jelasnya.
Dalam deklarasinya tersebut, ia mengatakan sempat bimbang terhadap dua pilihan capres dan cawapres yang akan bertarung di Pileg 2014 pada 9 Juli mendatang karena sama-sama memiliki kedekatan.
"Dua-duanya saya berat karena dekat semua. Prabowo sudah seperti saudara bukan sekedar teman. Kami dulu satu kompi, selalu sama-sama di Magelang dan Jakarta. Tidak ada masalah," ujar alumni pendidikan militer Akabri darat tahun 1974 itu.
"Kalau Ibu Mega (Soekarnoputri), saya sudah dianggap seperti adik, dia baik sama saya. Saya sebetulnya susah," tambahnya.
Ryamizard menjabat KSAD di masa pemerintahan Megawati Soekarnoputri dan sempat dicalonkan oleh Mega yang saat itu sebagai Presiden untuk menjadi panglima TNI.
"Saya minta petunjuk Tuhan, salah satunya istikharah, ini petunjuknya," kata Ryamizard.
"Selain itu karena keseimbangan juga. Saya harus imbang, di sana kan (kubu Prabowo-Hatta) sudah banyak satu kompi, di sini (Jokowi-JK) sedikit. Dua-duanya sama-sama baik orangnya," tambahnya.
Namun, ia enggan menjelaskan lebih detail terkait alasannya mendasarnya memilih Jokowi-JK. Ia menilai, program visi-misi dari kedua calon sama saja dan bukan menjadi pertimbangannya. Ia juga membantah kalau dijanjikan sesuatu untuk memberi dukungan.
"Hati saya ke situ (nomor dua), ya sudah biar imbang. Dan orang Islam kan istikharah. Hasil istikharah ke sana," jelas Ryamizard.
Ryamizard pernah masuk dalam jajaran lima nama cawapres terkuat pendamping Jokowi. Namun menurutnya hal itu juga bukan menjadi alasan. Ia mengatakan pernyataan dukungan yang baru ia berikan saat ini karena sudah menjelang masa tenang.
"Saat ini kesempatan saya, setelah besok kan enggak boleh kumpul-kumpul lagi. Sekarang tepat waktunya bulan puasa. Kalau dari awal saya sudah pilih ke mana, saya tidak netral lagi. Setelah nanti pemilu saya netral lagi, ini untuk memenuhi demokrasi," terang Ryamizard.
Dalam deklarasinya tersebut, ia didampingi beberapa unsur dari PPAD (Persatuan Purnawirawan Angkatan Darat) termasuk hadir pula anak dari Halim Perdanakusuma yang merupakan mantan Kepala BAIS TNI, Ian Santoso Halim Perdanakusuma serta beberapa unsur dari Keluarga Besar TNI/POLRI.
Pemilihan Presiden pada 9 Juli mendatang diikuti dua pasangan capres-cawapres, yakni pasangan nomor urut satu Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan nomor urut dua Joko Widodo-Jusuf Kalla.
Pewarta: Monalisa
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2014