Jakarta (ANTARA News) - Defisit RAPBN 2007 mengalami peningkatan sebesar Rp7,4 triliun dari sebelumnya dalam nota keuangan dan RAPBN 2007 sebesar Rp33,098 triliun (0,9 persen dari PDB) menjadi Rp40,5 triliun (1,1 persen). "Angka itu berasal dari belanja negara yang naik sekitar Rp17,1 trilyun dari Rp746,5 triliun menjadi Rp763,6 triliun, walaupun pendapatan negara naik hampir Rp10 triliun dari Rp713,4 triliun menjadi Rp723,1 triliun," kata Menkeu Sri Mulyani Indrawati dalam rapat Komisi XI DPR di Jakarta, Rabu. Kenaikan pendapatan negara terutama berasal dari pendapatan perpajakan yang berkaitan dengan pajak migas karena asumsi makro harga minyak yang meningkat. Selain itu juga berasal dari peningkatan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) dan setoran deviden BUMN. Di sisi belanja, belanja pemerintah pusat meningkat dari Rp496 triliun menjadi Rp504,8 triliun, dan belanja kepada daerah meningkat dari Rp250,5 triliun menjadi Rp258,8 triliun atau meningkat Rp5,8 triliun. "Pemerintah akan membiayai defisit yang meningkat Rp7,4 triliun itu menggunakan sumber-sumber yang selama ini bisa diidentifikasi termasuk kemungkinan menggunakan instrumen baru jika peraturan perundangannya telah diselesaikan," kata Menkeu. Menurut dia, pembiayaan dari perbankan dalam negeri akan turun dari Rp16,07 triliun menjadi Rp12,98 triliun, setoran dari Perusahaan Pengelola Aset (PPA) akan meningkat dari Rp1 triliun menjadi Rp1,5 triliun. "Konsekuensi terbesar adalah pada penerbitan Surat Utang Negara (SUN). Dalam nota keuangan disebutkan SUN netto yang akan diterbitkan 2007 adalah Rp34,2 triliun, dengan tambahan defisit itu maka SUN netto yang akan diterbitkan menjadi Rp40,6 triliun atau meningkat Rp6,3 triliun," kata Sri Mulyani.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006