Pada tahun 2025, kami optimistis pertumbuhan kredit akan lebih baik dibandingkan dengan tahun 2024
Jakarta (ANTARA) - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI optimistis penyaluran kredit bank bakal tumbuh pada tahun pertama pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

“Pada tahun 2025, kami optimistis pertumbuhan kredit akan lebih baik dibandingkan dengan tahun 2024,” kata Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat.

Novita menyebut BNI akan berfokus pada program-program prioritas pemerintah, seperti hilirisasi, ketahanan energi dan pangan, serta dukungan untuk program perbankan. Langkah ini menjadi strategi bank dalam menggenjot kinerja kredit.

Di sisi lain, peluang pertumbuhan bisnis juga terlihat dari proyeksi pertumbuhan produk domestik bruto (PDB). Novita meyakini prediksi pertumbuhan ini sejalan dengan visi pemerintahan baru.

Adapun untuk tahun ini, BNI menargetkan pertumbuhan di kisaran 10-12 persen hingga akhir tahun.

Baca juga: BNI siap dukung program hilirisasi dan ketahanan pangan Prabowo

Baca juga: Transaksi perbankan digital BNI menembus Rp1.104 triliun


“Untuk pertumbuhan kredit ke depan, kami akan fokus pada segmen bisnis yang sehat, yaitu segmen korporasi dan konsumer. Kami juga memperkuat peran perusahaan anak dengan manajemen likuiditas yang baik,” ujar dia.

Per September 2024, BNI mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 9,5 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp735 triliun per September 2024.

Pertumbuhan ini didorong oleh segmen korporasi yang mencatat kenaikan sebesar 15,1 persen yoy menjadi Rp409,2 triliun.

Segmen konsumer secara keseluruhan mencatat pertumbuhan 14,6 persen yoy menjadi Rp137 triliun, dengan kredit personal (payroll) dan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) sebagai pendorong utama.

Kemudian, kolaborasi antara BNI dan BNI Finance dalam pembiayaan bersama (joint financing) untuk meningkatkan kredit segmen consumer, dengan penyaluran Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) mencapai Rp1 triliun per September 2024.

Sebagai hasil dari akselerasi kredit pada segmen berisiko rendah, kualitas aset BNI terus membaik, ditandai dengan rasio kredit bermasalah atau Non-Performing Loan (NPL) yang berhasil dipertahankan di level 2 persen pada kuartal III-2024.

Kredit berisiko atau Loan at Risk (LaR) membaik menjadi 11,8 persen, sehingga Cost of Credit (CoC) dapat dijaga di angka 1 persen. Beban provisi juga turun sebesar 19,7 persen yoy menjadi Rp5,4 triliun.

Penyaluran kredit BNI yang sehat juga didukung oleh pertumbuhan dana murah atau Current Account Saving Account (CASA) dari segi giro dan tabungan. Per September 2024, CASA BNI mampu tumbuh 5,5 persen yoy, terutama ditopang oleh tabungan yang mampu tumbuh solid 7,4 persen yoy.

Baca juga: Kredit BNI tumbuh 9,5 persen mencapai Rp735 triliun

Baca juga: BNI salurkan Rp10,2 triliun untuk kredit hijau


Pewarta: Imamatul Silfia
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2024