PLTS ini akan menjadi PLTS atap terbesar yang dipasang di area operasi Pertamina.
Jakarta (ANTARA) - Pertamina Group antara PT Kilang Pertamina Internasional dan Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) siap membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atap terbesar dengan kapasitas 2,5 MWp di Kilang Balikpapan, Kalimantan Timur.
"PLTS ini akan menjadi PLTS atap terbesar yang dipasang di area operasi Pertamina," kata Direktur Proyek & Operasi Pertamina NRE Norman Ginting dalam keterangan di Jakarta, Jumat.
Dia menyampaikan bahwa kerja sama yang dilakukan dalam membangun PLTS itu adalah sesuatu yang konkret dan komitmen Pertamina.
“Saya sangat mengapresiasi dan antusias dengan kolaborasi strategis ini. Ini bukan kolaborasi kami yang pertama dengan Kilang Pertamina Internasional dalam proyek pemanfaatan PLTS di area kilang," ujar Norman dalam acara construction commencement ceremony PLTS tersebut.
Dia menuturkan bahwa Pertamina NRE berkomitmen terus mendukung upaya penurunan emisi di area-area operasi Pertamina, apalagi PLTS yang akan dibangun di Kilang Balikpapan ini akan menjadi PLTS dengan kapasitas terbesar di Pertamina. "Kami sangat senang bahwa kolaborasi ini terus berlanjut,” katanya lagi.
Direktur Operasi PT Kilang Pertamina Internasional Didik Bahagia mengatakan bahwa pembangunan PLTS itu menjadi bentuk kontribusi dan bentuk kerja sama yang nyata.
Selain itu, sinergi itu juga menjadi batu loncatan dan sebagai proses komitmen Pertamina untuk selalu memanfaatkan energi baru terbarukan dan menjaga kelestrarian lingkungan.
"Seremoni PLTS ini menjadi milestone yang istimewa sebagai proses komitmen Pertamina dalam rangka menurunkan emisi untuk mencapai Net Zero Emission atau NZE yang harus tercapai di tahun 2060 mendatang," ujar Didik.
Menurut Didik, jika PLTS itu berhasil dan selesai dibangun, maka total PLTS di PT KPI secara keseluruhan mulai dari Dumai hingga Balikpapan menjadi sebesar 12,37 MWp.
Dia mengungkapkan, PLTS tersebut akan dipasang di atas atap gedung HSSE, warehouse, dan gedung workshop di area Kilang Balikpapan. Dengan memasang PLTS tersebut, Kilang Balikpapan berpotensi menurunkan emisi sebesar 2.736 ton setara CO2 per tahun.
Saat ini PLTS yang telah dipasang dan beroperasi di area operasi KPI tersebar di 4 area kilang dengan kapasitas total 9,87 MWp, yaitu di Kilang Dumai, Kilang Balongan, Kilang Cilacap, dan Kilang Plaju.
Dengan penambahan PLTS atap di Kilang Balikpapan ini, maka kapasitas terpasang PLTS di area kilang KPI mencapai 12,37 MWp dengan total potensi penurunan emisi mencapai 12.722 ton setara CO2 per tahun.
Tak hanya itu, Didik juga memberikan apresiasi atas kinerja operasional dan cost optimization PT KPI yang menunjukkan kinerja yang baik.
"Saat ini kinerja operasional dan optimisasi cost menunjukkan kinerja yang baik. Pada prosesnya, keringat kita bercucuran dan memberikan hasil yang terbaik untuk perusahaan," kata Didik pula.
Didik berharap bahwa pembangunan PLTS ini menjadi simbiosis mutualisme dengan PNRE sebagai upaya untuk mengurangi loss, serta dapat menjaga operasional PT KPI agar terus berjalan normal.
"Saat ini program Revamp telah usai, mari kita jaga agar tetap beroperasi dengan normal, sehingga tahun depan dapat menyelesaikan RFCC untuk penambahan kapasitas," ujarnya lagi.
Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Fadjar Djoko Santoso menambahkan, sinergi Pertamina Grup pada pemanfaatan energi baru terbarukan itu mendorong upaya dekarbonisasi Pertamina, sebagai salah satu strategi bisnis dalam mencapai NZE.
Langkah dekarbonisasi akan terus digiatkan Pertamina, seiring komitmennya sebagai perusahaan yang bertanggung jawab.
"Pemanfaatan energi transisi dapat meningkatkan efisiensi energi dan mendorong target dekarbonisasi dari bisnis eksisting. Kami berharap, peran Pertamina ini mampu mendorong penggunaan energi baru terbarukan di lingkup yang lebih luas," kata Fadjar pula.
Baca juga: Fokus ekonomi bekelanjutan, Kilang Balikpapan dukung Proklim Semarak
Baca juga: Tinjau Kilang Balikpapan, BPH Migas pastikan pasokan BBM tetap terjaga
Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2024