Yerusalem (ANTARA News) - Polisi Israel pada Selasa (1/7) menyelamatkan seorang pemuda Arab yang terjebak di dalam demonstrasi anti-Arab di Jerusalem, di tengah gelombang kekerasan terhadap orang Arab setelah mayat ketiga remaja Yahudi ditemukan di Tepi Barat.
Ratusan pegiat kanan-jauh berpawai di jalanan Jerusalem pada Selasa, saat Gilad Shaer dan Naftali Frankel --keduanya berusia 16 tahun-- dan Eyal Yifrach (19) dibawa ke tempat peristirahatan terakhir dalam upacara bersama yang diadakan di Modiin, dekat Jerusalem, lapor Xinhua.
Demonstran meneriakkan "Mati lah orang Arab" dan mengibarkan spanduk yang bertuliskan "Cukup berbicara, kami menuntut pembalasan!"
Mereka juga menyeru Pemerintah Israel untuk memberlakukan hukuman mati atas pembunuh ketiga remaja tersebut.
Demonstran berkumpul di pintu masuk Jerusalem, dan menghalangi lalu lintas ke kota itu selama sekitar satu jam, demikian laporan Xinhua. Setelah itu, mereka melanjutkan pawai ke arah Pasar Ben Yehuda dan Kota Tua Arab, untuk mencari orang Arab yang sedang mengawasi di pinggir jalan.
Polisi Israel menghalangi mereka memasuki Kota Tua dan menangkap 28 demonstran, kebanyakan anak di bawah umur, kata juru bicara polisi.
Ditemukannya mayat ketiga remaja Yahudi, yang "diculik" di dekat Al-Khalil (Hebron) pada 12 Juni, telah meningkatkan ketegangan antara orang Yahudi dan Arab di Jerusalem. Peristiwa tersebut memicu beberapa kasus serangan terhadap orang Arab pada malam hari Selasa.
Puluhan ekstremis berpawai di luar restoran pizza di Ramat Shlomo, daerah permukiman di Jerusalem tempat satu orang Arab bekerja. Polisi anti-huru-hara menolong pekerja itu dan membubarkan pemrotes.
Dalam satu kejahatan nyata berdasarkan kebencian, seorang pemuda Yahudi menyerang satu orang Arab yang menjadi pengemudi taksi dengan semprotan merica, sehingga orang Arab tersebut menderita luka ringan. Polisi telah menahan penyerangnya untuk diinterogasi.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Selasa malam, saat perburuan manusia untuk menangkap "pembunuh tiga remaja Yahudi" berlanjut, mengatakan Israel akan memperluas operasinya terhadap HAMAS "jika perlu".
Netanyahu mengatakan Israel memiliki tiga tugas --menemukan para penculik, menghancurkan prasarana HAMAS di Tepi Barat dan menghentikan serangan roket dari Jalur Gaza.
Mengenai penembakan roket dari Jalur Gaza, Netanyahu mengatakan Pasukan Pertahanan Israel telah beroperasi melawan HAMAS. "Jika ada kebutuhan, kami akan memperluas operasi militer terhadap HAMAS."
Pada Senin malam (30/6), militer Israel menyerang 34 sasaran di Jalur Gaza yang berkaitan dengan HAMAS dan Gerakan Jihad Islam, sebagai tanggapan atas 18 roket yang ditembakkan pada Senin malam dari daeran kantung pantai itu.
Penerjemah: Chaidar Abdullah
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014