Mulai hari ini, tak seorang pun berada di atas hukum ... Korupsi takkan ditolerir dalam pemerintah kami."

Kota Panama (ANTARA News) - Juan Carlos Varela diambil sumpahnya pada Selasa (1/7) sebagai presiden baru Panama, dan berjanji akan memerangi korupsi serta kebebalan dari hukuman di negara Amerika Tengah tersebut.

"Mulai hari ini, tak seorang pun berada di atas hukum ... Korupsi takkan ditolerir dalam pemerintah kami," kata surat kabar lokal, La Prensa, yang mengutip Varela dalam pidato pertamanya sebagai presiden setelah upacara pelantikan, lapor Xinhua.

Setelah pengambilan sumpah jabatan, yang dipimpin oleh Ketua Majelis Perwakilan Rakyat Nasional Adolfo Valderrama di Rommel Fernandez Stadium di Kota Panama, Varela mengatakan pemerintahnya akan "jujur, transparan dan efisien".

Upacara pelantikan itu dihadiri oleh utusan dari negara asing, termasuk enam presiden --Juan Orlando Hernandez dari Honduras, Luis Guillermo Solis dari Kosta Rika, Salvador Sanches Ceren dari El Salvador, Otto Perez Molina dari Guatemala, Michael Joseph Martelly dari Haiti, Danilo Medina Sanchez dari Republik Dominika, dan Perdana Menteri Spanyol Mariano Rajoy, serta Menteri Luar Negeri AS John Kerry.

Varela, yang mengambil-alih jabatan presiden dari Ricardo Martinelli, berkata, "Itu takkan jadi tugas mudah. Kerusakan yang ditimbulkan pada demokrasi kita dan lembaga kita serius. Namun, saya yakin bahwa kita akan menemukan perdamaian sosial melalui keadilan, kebenaran dan pemberian pertanggung jawaban."

Varela adalah wakil presiden dalam pemerintah Martinelli dari Partai Perubahan Demokratis, yang konservatif, tapi kedua orang itu terlibat perpecahan politik.

Varela kemudian mencalonkan diri sebagai presiden buat Partai Panamenista, dan mengalahkan calon dari partai yang berkuasa dalam pemilihan presiden 4 Mei dengan meraih hampir 40 persen suara.

Selain akan memerangi korupsi, Varela juga berjanji di dalam pidato kampanyenya bahwa ia akan memperkuat lembaga Panama, meningkatkan perlindungan lingkungan hidup, dan meningkatkan kualitas hidup bagi 3,5 juta warga di negeri tersebut.

Panama saat ini berada di tengah perluasan Terusan Panama, proyek pekerjaan utama di negeri itu.


Penerjemah: Chaidar Abdullah

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014