RI-UNODC bentuk proyek nasional lindungi anak dari ideologi kekerasan

Jakarta (ANTARA) - Indonesia melalui Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Badan PBB untuk urusan narkoba dan kejahatan (United Nations Office on Drugs and Crime/UNODC) serta pemerintah Kanada membentuk proyek nasional pertama yang berfokus melindungi anak dari ideologi kekerasan.

"Kami membentuk Indonesia National Work Plan 2024—2026 yang fokusnya melindungi anak-anak di Indonesia dari ideologi kekerasan," kata Deputi Bidang Kerja sama Internasional BNPT RI Andhika Chrisnayudhanto dalam keterangan yang dikonfirmasi di Jakarta, Jumat.

Andhika menuturkan bahwa rencana kerja tersebut akan menghasilkan kerangka hukum, strategi dan kebijakan, hingga meningkatkan kapasitas para profesional di sektor terkait, seperti keamanan, peradilan, dan sosial, agar memiliki kapasitas yang lebih kuat dalam menghadapi persoalan anak yang terasosiasi dengan kelompok teror.

Ia menyebutkan salah satu yang menarik dari proyek tersebut merupakan adanya aspek regional atau kawasan yang memungkinkan perlindungan bagi seluruh anak, baik laki-laki maupun perempuan di wilayah Asia Selatan hingga Asia Tenggara.

Sementara itu, Ketua Tim End Violence Against Children UNODC Alexandra Martins berharap agar kerangka acuan pada proyek nasional itu relevan dengan program prioritas nasional.

"Harapannya kerangka acuan pada proyek nasional pertama relevan dengan program prioritas nasional sehingga dapat memberikan manfaat yang berkelanjutan bagi Indonesia,"ungkap Alexandra.

Alexandra menyebutkan proyek tersebut sekaligus memperkuat keberhasilan dari kerja sama yang telah terjalin antara pemerintah Indonesia dan UNODC sejak 2021 dalam isu penanganan anak yang terasosiasi kelompok teroris melalui STRIVE Juvenile Project yang berakhir pada tahun 2023.

Ia berharap proyek kali ini dapat mendukung kesiapan pemerintah Indonesia dalam hal kerangka hukum, strategi dan kebijakan, serta penguatan kapasitas profesional di sektor keamanan, peradilan, dan sosial dalam menangani anak-anak yang terkait dengan kelompok teroris.