Meskipun hingga saat ini belum ada aksi teror, di bawah permukaan masih terjadi penyebaran paham ideologi kekerasan.
Jakarta (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) terus meningkatkan kapasitas aparatur kewilayahan, baik personel Kepolisian Negara RI (Polri), Tentara Nasional Indonesia (TNI), maupun instansi terkait lainnya, dalam membangun kesiapsiagaan nasional.

Direktur Pembinaan Kemampuan BNPT Brigjen Pol. Wawan Ridwan mengatakan bahwa peningkatan kapasitas merupakan upaya melengkapi dan mempersiapkan aparatur kewilayahan.

"Kami terus mempersiapkan aparatur di masing-masing wilayah agar tetap melaksanakan kesiapsiagaan nasional," kata Wawan dalam keterangan yang dikonfirmasi di Jakarta, Jumat.

Salah satu upaya meningkatkan kapasitas aparatur kewilayahan dilakukan BNPT, kata dia, melalui kegiatan Penguatan Kapasitas dan Kompetensi Personel TNI, Polri, dan Instansi Terkait dalam Mendukung Penanggulangan Terorisme di Lampung pada tanggal 23—24 Oktober 2024.

Dalam kegiatan itu, sebanyak 50 aparatur wilayah diberikan pembekalan beragam tema yang berkaitan dengan tugasnya seperti analisis ipoleksosbud (ideologi, politik, ekonomi, sosial, dan budaya), wawasan kebangsaan, hingga berbagi pengalaman mitra deradikalisasi.

Brigjen Pol. Wawan menyebutkan jumlah mitra deradikalisasi di wilayah Lampung berjumlah 83 orang.

Menurut dia, peningkatan kapasitas memegang peranan yang krusial di tengah dinamika pergerakan jaringan teror di bawah permukaan.

Meskipun hingga saat ini belum ada aksi teror atau zero terrorist attack, kata dia, di bawah permukaan masih terjadi penyebaran paham ideologi kekerasan, bahkan pendanaan terorisme.

Baca juga: MUI nilai transisi pemerintahan baru momentum merajut perdamaian
Baca juga: BNPT prioritaskan perlindungan anak dari terorisme


Kendati demikian, dia optimistis tantangan penanggulangan terorisme pada masa kini dapat diatasi dengan sinergi multipihak.

"Berbagai kondisi saat ini menunjukkan bahwa ancaman dan tantangan penanggulangan terorisme nyata dan perlu ditanggulangi bersama," ucap dia.

Sementara itu, salah seorang mitra deradikalisasi, Ken Setiawan memiliki cara unik dalam mencegah bahaya intoleransi di Provinsi Lampung, yaitu melalui permainan daring (game online) yang sengaja diciptakannya untuk menanamkan keberagaman bagi generasi muda.

"Mencegah bahaya intoleransi lewat game online itu bisa, saya buat suatu game bersama anak saya," katanya.

Ken menjelaskan bahwa permainan itu bernuansa kearifan lokal dan toleransi dengan total tujuh permainan, antara lain, bernama Jelajah Lampung dan Lorong Toleransi.

Berbagai permainan yang diciptakan dikampanyekan ke berbagai sekolah.

Dalam permainan itu, kata dia, terdapat berbagai pertanyaan tentang Provinsi Lampung, lima falsafah hidup Lampung, kearifan lokal di Lampung, dan pertanyaan lainnya yang terkait dengan keberagaman.

Ia mengapresiasi BNPT atas segala implementasi program Pencegahan Radikalisme dan Terorisme yang berjalan efektif.

"Kegiatan-kegiatan BNPT itu sangat efektif karena kami bisa menyampaikan pesan kebangsaan serta keanekaragaman untuk hidup bersama walau latar belakang berbeda," tuturnya.

Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2024