Vaksin polio merupakan salah satu imunisasi wajib bagi bayi, selain vaksin hiB, DPT, dan hepatitis B. Vaksin polio juga bisa diberikan sebagai booster saat anak berusia 5 tahun
Jakarta (ANTARA) - Ketua Komnas Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI), Prof. Dr. dr Hinky Hindra Irawan Satari SP. A, Susbp. I.P.T., M.Trop. Paed tidak membenarkan adanya demam berlebih dengan jangka waktu yang lama dialami oleh anak setelah mengikuti vaksin polio.

“Kalau demamnya seminggu kemudian atau sejam setelah di vaksin, itu juga kemungkinan bukan karena vaksin,” kata Hinky Hindra Irawan Satari saat diskusi yang diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia secara daring, Jumat.

Baca juga: Komnas KIPI: pentingnya vaksin tambahan lindungi anak, selain ASI

Kalaupun memang ada, menurut dia, itu karena ada gejala lain yang memicu anak menjadi menderita demam, bengkak di tempat dimana anak itu disunti hingga terjadi sakit yang lainnya.

Sehingga, dia meyakini bahwa vaksin tersebut bukan menjadi faktor penyebab utama dari kasus tersebut. Vaksin polio yang diberikan oleh pemerintah ini, menurut dia sudah melewati berbagai uji klinis yang panjang.

Bahkan, kajian ini untuk mengeluarkan vaksin tersebut juga melewati berbagai uji klinis yang komprehensif, seperti uji laboratorium yang juga melibatkan berbagai ahli yang kompeten di bidangnya. Sehingga, tidak serta merta diberikan tanpa adanya uji klinis yang panjang sehingga membahayakan anak-anak Indonesia dan juga dunia lainnya.

“Biasanya kalau fase pre klinik itu menggunakan binatang dulu itu fase 1, nah dari situ masih lanjut lagi di fase 2, 3 dan juga 4 sampai digunakan oleh manusia,” ujar dia.

Baca juga: WHO kirimkan pasokan putaran kedua kampanye vaksinasi polio di Gaza

Bahkan, ketika sudah digunakan oleh manusia, pemantauan untuk vaksin polio ini yang diberikan ke anak-anak ini masih terus dilanjutkan dan tidak dibiarkan begitu saja. Sehingga, pemberian vaksin polio benar-benar aman untuk diberikan kepada anak-anak.

“Kalau tidak lolos di fase 1 atau fase dua, itu tentu tidak akan dilanjutkan di fase selanjutnya. Karena, akan dapat memberikan dampak yang tidak baik untuk anak. Sehingga, vaksin ini benar-benar aman baru bisa dikeluarkan sertifikatnya,” tutur dia.

Vaksin polio merupakan salah satu imunisasi wajib bagi bayi, selain vaksin hiB, DPT, dan hepatitis B. Vaksin polio juga bisa diberikan sebagai booster saat anak berusia 5 tahun.

Meski begitu, dia membenarkan bahwa memang ada beberapa gejala efek samping dari penggunaan vaksin ini seperti demam, nyeri kepala, lemas atau bengkak kemerahan pada area bekas suntik.

Hanya saja, efek samping yang ditimbulkan oleh vaksin tersebut tidak berlangsung lama dan memberikan dampak yang fatal.

Baca juga: WHO: Lebih dari 181ribu anak di Gaza tengah sudah divaksinasi polio

Pewarta: Chairul Rohman
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2024