Cali (ANTARA) - Seorang pakar memperingatkan bahwa Kolombia berisiko kehilangan kekayaan keanekaragaman hayatinya akibat tantangan domestik dan karena "kita tidak merawat planet kita" sebagaimana mestinya.

Maria Clara Dominguez, CEO Cali Zoological Foundation, mengatakan bahwa Kolombia telah kehilangan 70 persen keanekaragaman hayatinya dalam setengah abad terakhir. Ia mencatat bahwa Kolombia menghadapi tantangan sosial yang signifikan, terutama dari kelompok-kelompok pemberontak yang beroperasi di daerah-daerah hijau yang kaya akan keanekaragaman hayati.

Aktivitas pemberontak, termasuk penambangan ilegal, penebangan hutan, dan penanaman kokaina, telah merusak lingkungan dan membuat negara tersebut lebih rentan terhadap pemanasan global.

Selain itu, meskipun taman nasional dan area konservasi mencakup sekitar 20 persen dari daratan Kolombia, "bukan berarti daerah-daerah ini aman," ujar Dominguez.

Akibat kemiskinan, penduduk setempat di daerah-daerah semacam itu sering melakukan penebangan liar serta merambah lahan untuk ternak dan tanaman baru demi penghidupan, yang menyebabkan deforestasi atau penggundulan hutan.

Cali, sebuah kota di sebelah barat daya Bogota, ibu kota Kolombia, terpilih sebagai tuan rumah pertemuan ke-16 Konferensi Para Pihak Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang Keanekaragaman Hayati (COP16) pada 21 Oktober hingga 1 November.

Untuk memulihkan keanekaragaman hayati, maka sumber daya dan teknologi dari komunitas internasional serta kerja sama dengan masyarakat setempat sangat penting, kata Dominguez.

Warga Kolombia lebih memahami realitas negara itu daripada warga asing, ujarnya.

"Jika Anda tidak bergandengan tangan dengan orang-orang yang tinggal di sekitar ... Anda tidak dapat melakukan apa-apa." 

 

Pewarta: Xinhua
Editor: Indra Arief Pribadi
Copyright © ANTARA 2024