Jakarta (ANTARA) -
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti mengatakan masih terus mengkaji terkait format sekolah unggul terintegrasi yang masuk dalam 8 program hasil terbaik cepat Prabowo-Gibran.
 
Mu’ti menerangkan tengah berupaya mengkaji format sekolah unggul terintegrasi yang dapat bertaraf internasional, namun tetap memiliki biaya pendidikan yang berkeadilan sehingga dapat menjangkau berbagai lapisan masyarakat.
 
“Tentang sekolah unggul terintegrasi, kami masih terus melakukan kajian agar bisa menghasilkan sekolah bertaraf internasional dengan tarif lokal sehingga sesuai dengan arahan Presiden yang ingin beragam potensi dan bakat anak-anak Indonesia, baik dalam bidang akademik, seni, maupun olahraga dapat dikembangkan melalui layanan pendidikan yang terintegrasi,” kata Mu'ti di Jakarta pada Kamis.
 
Untuk itu, ia mengatakan pihaknya tidak menutup kemungkinan akan mengkaji dan mengeksplorasi praktik baik yang sudah ada, baik dari layanan pendidikan yang diselenggarakan oleh swasta, masyarakat maupun pemerintah.

Baca juga: Prabowo akan perbaiki metode pembelajaran matematika di tingkat SD
 
Ia menyebutkan dirinya kemarin sempat berdiskusi singkat dengan Ketua Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Erick Thohir terkait kerja sama yang dapat dibangun antara PSSI dengan sekolah-sekolah sehingga dapat mengambil bagian dalam mengembangkan bakat peserta didik di bidang sepak bola.
 
“Kemarin saya bertemu dengan Pak Erick selaku Ketua Umum PSSI, tentang bagaimana nanti ada kerja sama PSSI dengan sekolah-sekolah untuk pengembangan bakat di bidang sepak bola. Itu sudah kami bicarakan sekilas dan format kerjasamanya nanti akan kami cari,” imbuhnya
 
Ia menambahkan pembangunan sekolah unggul terintegrasi tersebut juga akan mengikutsertakan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sehingga nantinya akan ada penyesuaian peminatan pendidikan SMK dengan potensi alam dan budaya lokal sekaligus berbagai jurusan di tingkat vokasi.

Baca juga: Mendikdasmen Mu'ti akan kaji ulang Kurikulum Merdeka Belajar hingga UN
 
Oleh karena itu, pihaknya juga akan tetap melakukan sinergi dan kolaborasi dengan Kementerian Diktisaintek, mengingat pendidikan vokasi merupakan ranah kementerian tersebut.
 
Sementara pada kesempatan yang berbeda, Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Guru Indonesia ( Sekjen FSGI) Heru Purnomo menyampaikan efisiensi penggunaan anggaran menjadi tantangan terbesar untuk melaksanakan program sekolah unggul terintegrasi sekaligus program renovasi sekolah yang ada.
 
“Yang harus diurai pemerintah itu kompleksitasnya tinggi terkait program tersebut. Yang pertama, anggarannya untuk mendirikan sekolah unggul terintegrasi didukung atau enggak. Jadi efisiensi penggunaan anggaran itu menjadi kunci ya,” kata Heru di Jakarta pada Rabu.
 
Ia menilai efisiensi anggaran tersebut salah satunya diperlukan untuk membeli lahan yang diperuntukkan guna membangun sekolah unggul terintegrasi, dari jenjang PAUD hingga Sekolah Menengah Atas (SMA).
 
Pembelian lahan itu tentunya lengkap dengan mempertimbangkan bangunan sarana dan prasarana yang mendukung dan memadai, mulai dari bangunan fasilitas, kurikulum, buku, hingga jaringan digital di tiap jenjang.
 
Tidak hanya itu, Heru juga menerangkan efisiensi pemanfaatan anggaran sangat diperlukan untuk menyiapkan tenaga guru yang memiliki kompetensi untuk beradaptasi dengan kurikulum nasional maupun internasional sehingga betul-betul menghasilkan peserta didik yang unggul dan terintegrasi di setiap zaman.

Pewarta: Hana Dewi Kinarina Kaban
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2024