Seoul (ANTARA) - Presiden Yoon Suk Yeol mengatakan bahwa Korea Selatan mungkin mempertimbangkan pengiriman senjata ke Ukraina, sebagai respon atas kerja sama militer antara Korea Utara dan Rusia.

Seusai pertemuan bilateral dengan Presiden Polandia Andrzej Duda di Seoul, Kamis, Yoon mengatakan kedua pemimpin mengecam keras pengiriman pasukan Korut ke Rusia dan sepakat untuk memperkuat tanggapan bersama terhadap meningkatnya ancaman keamanan.

"Jika Korea Utara mengirimkan pasukan khusus ke perang Ukraina, kami akan memberikan dukungan kepada Ukraina selangkah demi selangkah dan mempertimbangkan untuk mengambil tindakan yang diperlukan demi keamanan Semenanjung Korea," kata Yoon dalam konferensi pers bersama Duda.

"Kami memegang prinsip untuk tidak secara langsung memasok senjata mematikan, tetapi kami dapat meninjau kebijakan ini dengan lebih fleksibel tergantung pada kegiatan militer Korea Utara," ujarnya, menambahkan.

Pada Rabu (23/10), badan mata-mata Korsel dan Gedung Putih mengonfirmasi sekitar 3.000 tentara Korut telah dikirim ke Rusia timur untuk pelatihan, dengan potensi pengerahan tambahan dalam perang yang sedang berlangsung di Ukraina.

Yoon dan Duda mengecam pengiriman pasukan Korut sebagai "pelanggaran langsung terhadap Piagam PBB dan resolusi Dewan Keamanan PBB", serta merupakan provokasi yang mengancam keamanan global di luar Semenanjung Korea dan Eropa.

"Republik Korea tidak akan pernah tinggal diam atas hal ini dan mengambil tindakan yang diperlukan selangkah demi selangkah dalam koordinasi dengan komunitas internasional, tergantung pada perkembangan kerja sama militer Korea Utara-Rusia," kata Yoon, merujuk pada nama resmi Korsel.


Sumber: Yonhap-OANA

Baca juga: Korsel dan Inggris kecam Korut karena kerja sama dengan Rusia
Baca juga: Kim Jong Un serukan kesiapan persenjataan nuklir Korea Utara

Penerjemah: Yashinta Difa
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Copyright © ANTARA 2024