Lakukan langkah tepat bila terlihat gelagat harga akan jatuh di bawah harga pokok produksi (HPP),"

Banjarmasin (ANTARA News) - Anggota Komisi IV DPR-RI Habib Nabiel Almusawa meminta pemerintah agar terus memantau dengan ketat penurunan harga udang belakangan ini.

"Lakukan langkah tepat bila terlihat gelagat harga akan jatuh di bawah harga pokok produksi (HPP)," katanya dalam keterangan pers kepada wartawan di Banjarmasin, Selasa malam.

"Intinya dampingi dan lindungi pembudidaya udang di saat kritis. Selama ini mereka telah menjadi kontributor devisa karena udang merupakan komoditas perikanan unggulan ekspor Indonesia," tandas legislator asal daerah pemilihan Kalimantan Selatan itu.

Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu mengungkapkan, harga udang di tingkat petambak terus turun sebagai dampak penurunan harga di pasar internasional.

"Seperti akhir tahun lalu harga udang masih di atas Rp100 ribu per kg, kini sudah berada di bawah Rp60 ribu per kg. Namun harga itu masih di atas HPP yaitu Rp35 ribu per kg," ungkapnya.

Untuk menjaga harga di level menguntungkan, menurut alumnus Institut Pertanian Bogor (IPB) Jawa Barat itu, opsi pengurangan produksi bisa dijadikan alternatif bila harga sudah mendekati HPP.

Bila opsi tersebut dipilih, lanjut wakil rakyat yang menyandang gelar insinyur dan magister bidang pertanian itu, mungkin akan berdampak pada tidak tercapainya target produksi udang Indonesia di tahun 2014.

"Tetapi guna menjaga harga tetap menguntungkan bagi petambak jauh lebih penting. Hal tersebut agar mereka tetap semangat membudidayakan udang," ujarnya.

Ia mengungkapkan, produksi udang budidaya tahun 2013 sebesar 619.000 ton. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menargetkan pertumbuhan produksi udang naik sekitar 11,4 persen atau menjadi 690.000 ton pada tahun ini.

"Apalagi tren nilai ekspor udang Indonesia terus mengalami kenaikan sejak tahun 2009. Pada 2009 nilai ekspor sebesar 818,8 juta dolar AS. Sedangkan di tahun 2013, nilainya mencapai 1.469,2 juta dolar AS," demikian Habib Nabiel. (*)

Pewarta: Syamsuddin Hasan
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014