Jakarta (ANTARA) - PT Hero Global Investment (HGI) mendukung komitmen pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto untuk mengembangkan energi baru dan terbarukan (EBT), yang ramah lingkungan.

"Komitmen Bapak Presiden di sektor energi bersih sangat kami apresiasi. Arah pemanfaatan sumber alam dengan pengembangan EBT seperti panas bumi dan air melalui pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dan pembangkit listrik tenaga minihidro (PLTM) telah berada di posisi prioritas," sebut Direktur Utama HGI Robin Sunyoto dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.

PLTA merupakan pembangkit dengan kapasitas di atas 10 megawatt (MW), sedangkan PLTM berkapasitas 1-10 MW dan mikrohidro di bawah 1 MW.

"Kami siap bersinergi dengan pemerintah dalam meningkatkan bauran EBT dan mendukung target net zero emission pada tahun 2060," tambah Robin.

HGI bergerak di sektor energi bersih dengan menyediakan jasa pengembang listrik swasta (independent power producer/IPP).

Saat ini, HGI melalui anak perusahaannya PT Seluma Clean Energy (SCE) mengelola PLTM Parmonangan-1 berkapasitas 9 MW dan PT Bina Godang Energi (BGE) mengelola PLTM Parmonangan-2 10 MW.

Kedua PLTM itu berlokasi di Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara.

Selanjutnya, HGI juga turut berinvestasi di PT Pasadena Biofuels Mandiri yang mengelola Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBg) Ujung Batu berkapasitas 3 MW di Kabupaten Rokan Hulu, Provinsi Riau.

"Kami memahami bahwa EBT berperan penting dalam proses transisi energi di Indonesia menuju ke arah berkelanjutan. HGI sebagai IPP energi baru terbarukan berkomitmen mendukung transisi energi bersih di Indonesia," katanya.

Menurut dia, HGI akan melakukan ekspansi pembangkit listrik energi baru terbarukan, terutama untuk hidro mengingat potensinya di Indonesia masih sangat besar.

Untuk memanfaatkan potensi air tersebut, Robin menilai pemerintah perlu bersinergi dengan swasta untuk menarik investasi sektor EBT.

Oleh sebab itu, HGI berkomitmen meningkatkan investasi dalam pengembangan pembangkit listrik berbasis EBT di Tanah Air.

Data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebutkan sesuai komitmen Indonesia dalam Paris Agreement dan target net zero emission (NZE) di 2060, Indonesia memerlukan setidaknya investasi sebesar 14,2 miliar dolar AS untuk meningkatkan kapasitas listrik EBT menjadi 8,2 GW.

Beberapa sumber energi terbarukan di Indonesia yang potensinya besar seperti panas matahari 3.294 GW, angin 155 GW, air 95 GW, arus laut 63 GW, bahan bakar nabati 57 GW, dan panas bumi 23 GW.

Baca juga: Menteri ESDM: Pemanfaatan EBT adalah keharusan dan bukan pilihan
Baca juga: Pemerintah dorong pemanfaatan EBT untuk smelter kurangi emisi industri
Baca juga: PUPR: Proyek PLTM tingkatkan utilisasi bendungan untuk sektor energi

Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2024