Masa Singapura. Mungkin Singaparna kali."

Cilegon (ANTARA News) - Calon presiden Joko Widodo (Jokowi) mengklarifikasi segala macam fitnah yang ditujukan kepada dirinya di hadapan para ulama Banten, di Pondok Pesantren Al-Khairiyah, Jalan H. Enggus Arja No. 1 Citangking, Cilegon, Banten, Selasa petang..

"Isu saya akan menghapus beras miskin dan menghapus sertifikasi guru itu fitnah. Kalau Jokowi-JK jadi Presiden malah kita naikkin itu semua," kata Jokowi di Cilegon, Selasa.

Pada hari ini Jokowi menghadiri undangan buka puasa bersama para ulama Banten, di Pondok Pesantren Al-Khairiyah, Jalan H. Enggus Arja No. 1 Citangking, Cilegon, Banten.

Jokowi yang hadir mengenakan kemeja kotak-kotak, langsung disambut oleh Pimpinan Pondok Pesantren Al-Khairiyah H. Ali Mujahidin, sejumlah ulama Banten dari Cilegon, Pandeglang, Lebak, Serang, Kota dan Kabupaten Tanggerang, serta ribuan santri, warga dan relawan Banten.

Pada kesempatan itu dia juga menepis adanya isu yang menyebut anaknya merupakan orang Singapura. Menurut dia, hal itu tidak benar, karena ayah dan ibunya berasal dari Karang Anyar dan Boyolali.

"Masa Singapura. Mungkin Singaparna kali," seloroh Jokowi.

Jokowi pada kesempatan itu meminta satgas antikecurangan Banten untuk memastikan Pilpres 9 Juli 2014 berjalan dengan jujur dan adil. Menurut dia, satgas harus mengawasi dan mengantisipasi segala kecurangan yang mungkin terjadi pada hari pencoblosan.

"Jangan sampai kita dapat 600 suara, lalu nolnya jatuh satu jadi 60 suara," papar Jokowi.

Dia meyakini dengan melihat antusiasme warga yang menyambutnya maka perolehan suara Jokowi-JK di Banten, khususnya Cilegon akan unggul.

Kehadiran Jokowi di Banten sekaligus dalam menjalani rangkaian kegiatan kampanye yang akan dilakukannya di wilayah Jawa Barat hingga Kamis (3/7).

Dalam kesempatan itu Jokowi menyempatkan diri melakukan shalat tarawih bersama ratusan santri. (*)

Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014