Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Dr. dr. M. Adib Khumaidi Sp.OT mengatakan dokter tidak bisa hanya mengandalkan teknologi kesehatan dalam menangani pasien tetapi harus dengan pendekatan humanis.
“Kalau di profesi kedokteran, tenaga kesehatan, kita mengelola pasien bukan seperti mesin tapi kita mengelola pasien itu sebagai human, sebagai manusia yang memang harus mendapatkan mulai dari gesture, komunikasi, sentuhan,” kata Adib dalam acara HUT ke-74 IDI di Jakarta, Kamis.
Baca juga: IDI berupaya tingkatkan kepercayaan masyarakat kepada dokter Indonesia
Ia juga mengatakan teknologi bukan sebagai penghasil pengetahuan baru namun hanya sebagai alat untuk pendekatan tindakan. Ini untuk menghindari sifat dokter agar tidak menjadi kaku dan tetap melakukan pendekatan edukasi kesehatan secara manusiawi.
“Tidak kemudian menjadi satu hal yang utama bahwa teknologi ini akan bisa membuat sebuah ilmu pengetahuan baru, tidak, tapi hanya sebagai tools-nya saja,” katanya.
Baca juga: Menguatkan komitmen membangun masa depan kesehatan Indonesia
Sementara itu, Adib mengatakan dokter harus menempatkan pasien tidak sebagai obyek tapi juga harus sebagai subyek, maka itu harus diubah paradigma dalam melayani pasien dengan komunikasi yang baik sehingga mengurangi risiko yang berkaitan dengan masalah disiplin dan masalah etik.
Di Hari Ulang Tahun ke-74 IDI, Adib menekankan target gerakan rakyat Indonesia cinta dokter Indonesia dengan melakukan rebranding yang menjadikan IDI sebagai lembaga dengan scientific based dan membangun ikatan spiritual yang kokoh.
Baca juga: IDI ungkap potensi SDM daerah jadi solusi kebutuhan dokter spesialis
Baca juga: IDI ingatkan dokter influencer sampaikan informasi berbasis bukti
Pewarta: Fitra Ashari
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2024