Jakarta (ANTARA) - SMA Taruna Nusantara (SMATN) merupakan salah satu sekolah menengah atas yang berada di Magelang, Jawa Tengah. Sekolah itu didirikan untuk membentuk karakter, kedisiplinan, dan jiwa kepemimpinan siswa yang sering kali dianggap memiliki pendekatan yang mirip dengan pendidikan akademi militer.
Sebenarnya, sekolah ini dikenal karena mengedepankan disiplin tinggi dengan pendekatan semi-militer, namun tetap menekankan pendidikan akademik yang kuat, dan pembentukan karakter.
Para siswanya diasramakan dan mengikuti program-program pelatihan fisik serta mental untuk mengasah jiwa kepemimpinan. Kurikulumnya dirancang untuk mempersiapkan siswa tidak hanya untuk perguruan tinggi, tetapi juga untuk menjadi pemimpin masa depan di berbagai sektor, termasuk militer, pemerintahan, dan sektor diberbagai sektor sipil.
SMA Taruna Nusantara juga terkenal karena lulusan-lulusannya yang banyak berprestasi di tingkat nasional maupun internasional dan kerap melanjutkan pendidikan ke akademi militer atau perguruan tinggi ternama, baik di dalam maupun luar negeri.
Sekolah yang sering kali disebut memiliki budaya semi-militer ini ternyata memiliki sejarah panjang dalam pendiriannya, sehingga banyak tradisi disiplin yang diterapkan hingga saat ini merupakan hasil dari warisan nilai-nilai yang ditanamkan oleh para pendiri sekolah tersebut.
Jika Anda berminat melanjutkan pendidikan di SMA ini, berikut adalah profil dan sejarah SMA Taruna Nusantara yang berlokasi di Magelang.
Profil dan sejarahnya, SMA Taruna Nusantara Magelang
SMA Taruna Nusantara, yang sering disebut Tarnus atau SMA TN, dikelola oleh Lembaga Perguruan Taman Taruna Nusantara (LPTTN) di bawah naungan Yayasan Pengembangan Sumber Daya Pertahanan (YPSDP).
Sekolah yang dikenal memiliki budaya semi-militer ini memiliki sejarah panjang dalam proses pendiriannya. Menurut informasi dari situs resmi SMA Taruna Nusantara, ide pendirian sekolah ini berasal dari Menteri Pertahanan dan Keamanan Jenderal TNI L.B. Moerdani, yang pada 20 Mei 1985 menyampaikan gagasan tersebut di Pendopo Agung Taman Siswa Yogyakarta.
Saat itu, Jenderal Moerdani memiliki visi mulia untuk mendirikan sebuah sekolah yang akan mendidik putra-putri terbaik dari seluruh Indonesia, dengan tujuan menghasilkan lulusan yang mampu melanjutkan cita-cita para Proklamator.
Dengan visi tersebut, akan menjadikan sekolah ini tidak hanya membentuk siswa secara akademis, tetapi juga menanamkan nilai-nilai kepemimpinan, disiplin, dan semangat kebangsaan yang kuat, sehingga lulusan-lulusannya siap berkontribusi bagi pembangunan dan kemajuan bangsa.
Visi tersebut diwujudkan melalui penandatanganan nota kesepahaman antara TNI dan Taman Siswa, organisasi kependidikan pertama di Indonesia, untuk membentuk Lembaga Perguruan Taman Taruna Nusantara (LPTTN). Lembaga ini menjadi perwujudan dari gagasan Jenderal Moerdani dan bertanggung jawab dalam mengawasi pelaksanaan sekolah tersebut.
SMA Taruna Nusantara resmi dibuka pada tahun 1990 oleh Panglima Angkatan Bersenjata saat itu, Jenderal Try Sutrisno (Wakil Presiden Indonesia ke-6).
Sekolah ini berdiri di atas lahan seluas 18,5 hektar yang mencakup kompleks akademis, asrama siswa, serta perumahan untuk pamong (guru), yang semuanya terletak di tanah milik Akademi Militer.
Selama enam tahun awal berdirinya, SMA Taruna Nusantara hanya menerima siswa laki-laki dengan jumlah sekitar 245 orang. Namun, pada tahun 1996, LPTTN mengubah kebijakan dengan membuka pendaftaran bagi siswa perempuan, dimulai dengan 70 orang pada angkatan pertama. Untuk menyesuaikan dengan perubahan tersebut, luas area sekolah kemudian diperluas menjadi 23 hektar.
Dengan penerimaan siswa perempuan dan perluasan fasilitas, tujuan ini adalah untuk menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan adil, serta menyediakan sarana yang memadai bagi semua siswa, termasuk ruang kelas, asrama, dan area kegiatan yang dapat mendukung proses belajar mengajar.
Sejak saat itu, sekolah ini terus berkembang, menarik minat siswa-siswa terbaik dari berbagai daerah di Indonesia, dan semakin mengukuhkan posisinya sebagai salah satu lembaga pendidikan terkemuka di tanah air.
LPTTN memberikan beasiswa penuh bagi siswa yang diterima, didukung oleh dana TNI yang kuat secara politik dan finansial, serta memberikan gaji di atas rata-rata kepada pengajarnya.
Namun, setelah krisis ekonomi dan perubahan politik pada tahun 1997, kebijakan beasiswa penuh dihentikan pada tahun 2001 karena masalah keuangan. Saat ini, siswa terpilih yang membutuhkan bantuan finansial masih dapat menerima beasiswa dari individu, perusahaan, atau pemerintah daerah.
Baca juga: AHY motivasi siswa SMA Taruna Nusantara sambut Indonesia Emas 2045
Baca juga: Dinas Pendidikan siapkan lahan 7,5 hektare untuk SMA Taruna Kasuari
Baca juga: SMAN Taruna Kasuari Nusantara di Manokwari terapkan dua kurikulum
Pewarta: Sean Anggiatheda Sitorus
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2024