Jika memang Pak SBY yakin bahwa Prabowo akan memenangi pilpres Juli nanti, saya yakin beliau sendiri yang pasti akan mengeluarkan seruan tersebut, bukan Syarief Hasan."

Jakarta (ANTARA News) - Keputusan Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono mendukung pasangan Prabowo-Hatta Rajasa karena SBY tak yakin Prabowo-Hatta memenangkan Pilpres 2014.

"Jika memang Pak SBY yakin bahwa Prabowo akan memenangi pilpres Juli nanti, saya yakin beliau sendiri yang pasti akan mengeluarkan seruan tersebut, bukan Syarief Hasan," kata juru bicara Timses Jokowi-JK, Yuddy Chrisnandi, Jakarta, Selasa.

Yuddy menegaskan, keputusan Demokrat yang tidak dibacakan langsung oleh SBY sebenarnya menyiratkan bahwa SBY mengakui keunggulan Jokowi-JK. Yuddy menunjukkan bukti bahwa berdasarkan survei yang dilakukan sejumlah lembaga survei, elektabilitas pasangan Jokowi-JK tetap berada di atas pasangan Prabowo-Hatta, meskipun belakangan selisihnya cukup signifikan.

Tapi, Yuddy yakin, dukungan kepada Jokowi-Jusuf Kalla tetap akan masif, dan akan menjadi kenyataan pada 9 Juli nanti.

Dilatarbelakangi fenomena seperti itulah, Yuddy Chrisnandi memaklumi jika "perintah" untuk mendukung Prabowo-Hatta tidak dilakukan oleh SBY. "Itu wujud kegamangan Demokrat yang tidak begitu yakin pasangan Prabowo-Hatta akan menang. Saya melihat, Demokrat melalui Syarief Hasan mengeluarkan perintah itu juga karena adanya desakan dari intern partai," katanya.

"Buktinya kader-kader Demokrat, seperti Ruhut Sitompul, TB Silalahi, Dahlan Iskan, dan Suadi Marasabessy yang 'menyeberang' mendukung Jokowi-JK dibiarkan," imbuh Yuddy.

Sedangkan Ferry Mursyidan Baldan mengatakan, perintah Syarief Hasan ditujukan sebenarnya merupakan perintah untuk individu-individu Demokrat. Jika itu suara organisasi, kata Ferry, seharusnya yang menyampaikan Ketua Umum Partai Demokrat SBY.

Jika pun, apa yang disampaikan Syarief diklaim sebagai sikap resmi organisasi, kata Ferry, maka hal itu membuktikan bahwa SBY tidak konsisten dengan apa yang diucapkan bahwa Partai Demokrat akan netral dalam pilpres. "Atau jangan-jangan Pak SBY sudah tidak didengar oleh anak buahnya di partai," katanya.

Namun, apa pun dinamika yang terjadi di Partai Demokrat, menurut Ferry, "instruksi" Demokrat tidak akan mempengaruhi mayoritas rakyat negeri ini yang merindukan Jokowi menjadi presiden, karena mereka sudah tidak sabar melihat Indonesia semakin hebat. (Zul)

Pewarta: Zul Sikumbang
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014