Kota Bandung (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung memperluas uji coba pelepasan nyamuk ber-Wolbachia ke Kecamatan Kiaracondong untuk mengendalikan kasus demam berdarah dengue (DBD) di daerah itu.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung Anhar Hadian mengatakan, implementasi pengembangbiakan nyamuk Wolbachia terus dilakukan setelah Kecamatan Ujungberung dinilai telah berjalan dengan sukses.

“Kami optimistis kegiatan ini bisa berhasil di Kiaracondong sebagaimana yang sudah berjalan di Ujungberung. Respons dari tokoh masyarakat dan aparat kewilayahan sangat positif,” kata Anhar di Bandung, Kamis.

Baca juga: Pemkot Bandung terapkan metode Wolbchia tekan kasus demam berdarah

Menurut dia, program ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk menekan kasus DBD di Kota Bandung.

Dia menambahkan bahwa Kota Bandung menjadi salah satu kota di Indonesia yang dipilih untuk melaksanakan proyek percontohan teknologi Wolbachia.

“Tantangan yang kita hadapi adalah ketersediaan telur nyamuk Wolbachia. Namun, dengan dukungan masyarakat dan koordinasi yang baik, kami yakin program ini bisa berjalan lancar,” ujarnya.

Baca juga: Dinkes Kota Bandung sebar 154 ribu nyamuk wolbachia tekan kasus DBD

Anhar menjelaskan di Kiaracondong pihaknya akan melibatkan peran rumah tangga untuk menjadi tempat penyimpanan ember berisi telur nyamuk Wolbachia, sebagai bentuk partisipasi aktif dari masyarakat.

Selain itu, ia memastikan metode tersebut telah diuji oleh Kemenkes dengan membentuk tim analisis risiko dan hasilnya dinyatakan aman dan berhasil.

Menurut dia, masyarakat tidak perlu khawatir karena program nyamuk Wolbachia ini telah teruji. Dari hasil analisis risiko yang dilakukan, program ini terbukti aman sampai 30 tahun mendatang.

Baca juga: Kemenkes: Pelepasan nyamuk ber-Wolbachia di Kota Bandung diperluas

"Kemenkes juga membentuk tim analisis risiko yang digawangi 24 profesor dari berbagai universitas dan berbagai keilmuan, hasilnya program nyamuk Wolbachia dinyatakan aman dan telah diterapkan di 14 negara," kata Anhar.

Pewarta: Rubby Jovan Primananda
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2024