Hasil studi menunjukkan bahwa organisasi yang berhasil dan sukses dalam lingkungan yang dinamis adalah mereka yang menerapkan strategi dualitas (ambidextrous)
Jakarta (ANTARA) - Kubik Leadership, sebagai solution partner di bidang leadership, memperkenalkan solusi transformasi kepemimpinan di Indonesia melalui penyelenggaraan Ambidextrous Leadership Training.

Pelatihan diselenggarakan pada 16-17 Oktober 2024 di Jakarta dan dihadiri puluhan pemimpin korporasi dari manajer hingga direksi dari perusahaan nasional dan multinasional, sebut siaran pers Kubik Leadership di Jakarta, Kamis.

Kegiatan dibuka dengan sesi dari Atok R Aryanto, strategic leadership expert dan juga Direktur Kubik Leadership, yang menjelaskan tentang ambidextrous organization, yang mana organisasi mempunyai kemampuan mengelola dua aspek kritis secara seimbang walaupun itu kontradiktif, yang satu eksploitasi dan satunya, eksplorasi.

Hasil studi menunjukkan bahwa organisasi yang berhasil dan sukses dalam lingkungan yang dinamis adalah mereka yang menerapkan strategi dualitas (ambidextrous), yang bisa menjawab tantangan tersebut yakni eksplorasi (dynamic capability) dan eksploitasi (operational excellence).

"Sayangnya, belum semua pemimpin khususnya di level middle management mengetahui bagaimana mengembangkan kepemimpinan ambidextrous dan mempraktikkannya secara konkret di ruang lingkup kewenangannya," katanya.

Sementara, Jamil Azzaini, Co-Founder Kubik Leadership, sekaligus Inspirator SuksesMulia, menjelaskan ada tiga peran yang wajib untuk seorang ambidextrous leader yaitu entrepreneur, leader dan manager.

Menurut dia, seorang entrepreneur jeli dalam melihat dan menangkap peluang baru, berpikir visioner dan berani mengambil risiko terukur.

Seorang leader dapat mengelola perubahan dan mampu menggerakkan anggota tim, sehingga seorang mampu melahirkan pemimpin baru dari anggota timnya. Terakhir, manager yang mampu mengoptimalkan kegiatan operasional dan mengelola sumber daya secara efektif.

Sedangkan, Direktur Kubik Coaching Fauzi Rachmanto menjelaskan transformasi organisasi tidak selalu berhasil meskipun proses bisnisnya sudah diubah dan teknologinya sudah diperbaharui tetapi organisasi melupakan faktor ketiga yaitu people.

"Untuk mengubah people harus mulai dari pemimpin di organisasi tersebut, " katanya.

Ia juga memaparkan ada tiga hal dalam proses ambidextrous leadership yaitu kemampuan pemimpin beralih secara efektif antara efisiensi dan inovasi, perilaku pemimpin untuk mendorong dan menciptakan inovasi, dan perilaku pemimpin untuk meningkatkan efisiensi.

Baca juga: Jokowi harap ekonomi Indonesia jauh lebih baik di tangan Prabowo
Baca juga: Kepemimpinan berbasis teknologi modal generasi muda wujudkan VID 2045
Baca juga: Menteri PANRB tekankan pentingnya digital leadership era transformasi

Pewarta: Ahmad Buchori
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2024