Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Sosial akan mengevaluasi bantuan program Usaha Ekonomi Produktif (UEP) bagi bekas pekerja seks di lokalisasi Dolly dan Jarak, Surabaya, Jawa Timur karena tidak sesuai harapan.
"Hingga kini belum sampai 400 orang yang mencairkan bantuan UEP," kata Direktur Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial Kemensos Sonny Manalu di Jakarta, Selasa.
Lokalisasi Dolly resmi ditutup pada 18 Juni 2014 oleh Pemkot Surabaya. Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri turut hadir dalam seremoni penutupan Dolly.
Namun, meski telah resmi ditutup, masih ada pekerja seks yang bertahan di lokasi tersebut dan tidak mengambil bantuan dana stimulan dari pemerintah. Beberapa di antara mereka mengambil bantuan namun kemudian mengembalikannya.
Kementerian Sosial memberikan bantuan dana stimulan untuk bekas pekerja seks di lokalisasi Dolly dan Jarak masing-masing sebesar Rp5.050.000. Total bantuan yang diberikan Kemensos untuk dana tersebut sekitar Rp7,3 miliar.
Bantuan yang diberikan berupa dana stimulan UEP sebesar Rp3 juta, jatah hidup Rp1,8 juta dengan rincian Rp20.000 per hari selama 90 hari dan Rp250 ribu untuk transportasi pulang ke kampung halaman.
"Kemensos memberikan dana stimulan ini sesuai dengan ketentuannya yaitu apabila mereka bersedia pulang dan tidak kembali lagi," tambah Sonny.
Menurut Sonny, jika dalam waktu sebulan setelah penutupan dana bantuan tidak seluruhnya dicairkan, maka sisanya harus dikembalikan ke negara.
"Kita harapkan Pemkot Surabaya mempertanggungjawabkan ini ke Kemensos, karena Pemkot yang menyatakan sudah ada sosialisasi dan eks pekerja seks bersedia dipulangkan tapi ternyata tidak. Kita akan evaluasi ini," kata Sonny.
Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2014