Batam (ANTARA) - Badan Keamanan Laut (Bakamla) RI memperketat penjagaan di perairan Laut Utara Natuna, Kepulauan Riau, pascainsiden kapal coast guard China (CCG) terdeteksi memasuki wilayah yurisdiksi Indonesia serta mengganggu kegiatan survei dan pengolahan data seismik 3D Arwana MV Geo Coral.

Komandan KN Tanjung Datu 301 Kolonel Bakamla Rudi Endratmoko dikonfirmasi di Batam, Kepulauan Riau, Rabu, mengatakan, sebelum kejadian pengusiran kapal CCG tersebut, Bakamla RI zona Barat rutin melaksanakan patroli di Perairan Natuna Utara.

“Namun, pascakejadian CCG masuk dan masih berani untuk klaim bahwa daerah tersebut merupakan perairan mereka. Bakamla RI bekerja sama dengan TNI AL dan TNI AU untuk memperketat sektor patroli di Natuna Utara khususnya,” kata Rudi.

Dalam patroli itu, kata dia, Bakamla RI melaksanakan patroli menggunakan unsur yang dimiliki, yakni Kapal 110 dan kelas kapal 80 meter. Serta selalu diback-up bantuan dari KRI dan TNI AL untuk pengamanan maksimal.

“Dari Bakamla RI juga melaksanakan patroli udara dengan pesawat miliki Bakamla RI yang standby di Lanud Raden Sadjad Natuna dibantu dengan UAV atau drone dari TNI AU,” ujarnya.

Sebelumnya, Bakamla RI melalui unsur KN Tanjung Datu 301 mengusir kapal Coast Guard China (CCG) yang terdeteksi masuk serta mengganggu kegiatan survei dan pengolahan data seismik 3D Arwana di Laut Natuna Utara, Senin (21/10).

Kronologi kejadian, berawal saat KN Tanjung Datu 301 mendapat informasi dari Pusat Komando dan Pengendalian (Puskodal) Bakamla RI adanya gangguan terhadap aktivitas survei MV Geo Coral oleh kapal coast guard China di wilayah kerja PT Prtamina East Natuna.

Pada saat survei dilakukan MV Geo Corl saat itu didampingi tiga Chase Vessel, yaitu UB Anugerah Bersama 17, AHT PSB Roller, dan TB Teluk Bajau Victory.

Berdasarkan informasi tersebut, KN Tanjung Datu-301 bergerak menuju kejadian dan mendeteksi kapal CCG 5402 pada Senin (21/10) pukul 05.30 WIB.

Kapal tersebut terdeteksi berada di baringan 125 derajat dengan jarak 7,3 nautical miles (nm), masuk dalam landas kontinen Indonesia di Laut Natuna Utara.

Sebelum pengusiran dilakukan, KN Tanjung Datu-301 berkomunikasi melalui radio dengan kapal China tersebut. Namun, kapal CCG 5402 bersikeras bahwa wilayah tersebut merupakan bagian dari yuridiksi negaranya.

Hingga pukul 05.38 WIB, KN Tanjung Datu-301 mendapat berbantuan kekuatan dari Kapal Patroli TNI AL KRI Sutedi Senapura 378 dan pesawat partoli udara maritim Bakamla RI.

Secara bersama-sama, kedua kapal patroli laut Indonesia melaksanakan “shadowing” dan berhasil mengusir kapal CCG 5402 keluar dari wilayah yuridiksi Indonesia di Laut Natuna Utara.

Bamkamla terus melakukan patroli dan pemantauan intensif di wilayah Perairan Natuna Utara untuk memastikan kegiatan survei seismik berjalan tanpa gangguan menjaga kedaulatan dan hak berdaulat Indonesia.

Baca juga: Bakamla usir kapal coast guard China di Laut Natuna

Baca juga: Patroli Udara Bakamla pantau kepadatan jalur lintas laut Batam


Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2024