Dalam keterangan pers menanggapi materi Debat Cawapres 2014, di Jakarta, Senin, Marwan Ja'far mengatakan, program Jokowi-JK berupa "Indonesia Pintar" dengan wajib belajar 12 tahun bebas pungutan, menginisiasi "Indonesia Sehat" serta dengan program "Indonesia Kerja" dan "Indonesia Sejahtera".
Selain itu, juga mendorong "land reform" dan program kepemilikan tanah seluas 9 juta hektare, program kampung deret atau rumah susun murah yang disubsidi serta jaminan sosial untuk seluruh rakyat di tahun 2019.
Jokowi-Jusuf Kalla jika terpilih pada Pilpres 2014, juga akan mengubah model penyeragaman sistem pendidikan nasional, dan pembentukan kurikulum yang menjaga keseimbangan aspek muatan lokal dan aspek nasional.
"Seperti pengajaran sejarah pembentukan bangsa, nilai-nilai patriotisme dan cinta tanah air, semangat bela negara dan budi pekerti di dalam kurikulum pendidikan Indonesia," ujar Ketua DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu.
Jokowi-Jusuf Kalla, tambah Marwan, juga akan menginisiasi Undang-Undang Wajib Belajar tanpa dipungut biaya. Program ini dilaksanakan untuk mencapai target tingkat partisipasi 100 persen untuk SD, dan 95 persen untuk tingkat SLTP.
"Tanpa itu mustahil angka partisipasi akan meningkat. Begitu pula untuk pengembangan Iptek," kata Marwan.
Dia menambahkan, Jokowi-Jusuf Kalla akan memprioritaskan pembiayaan untuk kegiatan yang berhubungan dengan penelitian pengembangan Iptek unggulan secara reguler dan terintegrasi dengan arah pengembangan pendidikan tinggi.
Marwan mencontohkan, penerapan techno-ideology melalui pendidikan penguasaan teknologi, memasukkan kurikulum tentang pengetahuan dan penguasaan teknologi di sekolah dan perguruan tinggi harus segera diwujudkan.
Pemilu Presiden, 9 Juli 2014 diikuti dua pasangan capres dan cawapres, yaitu Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla.(*)
Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014