Kita semua harus pandai memegang teguh etika, ikuti aturan yang berlaku."
Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengingatkan semua pihak untuk tetap menjunjung etika dan batas kepatutan dalam masa kampanye pemilihan presiden (pilpres) dan tidak saling menghancurkan antara satu kubu dengan kubu lainnya.
"Salah satu di antara beliau yang terpilih nanti akan jadi pemimpin kita, dan saya berharap tidak saling merusak dan menghancurkan karena beliau saat memimpin nanti harus respek dan kewibawaan memimpin kita," kata Presiden di Jakarta, Senin.
Presiden mengemukakan hal itu dalam acara buka puasa bersama dengan pimpinan lembaga negara, duta besar negara sahabat dan pejabat negara lainnya di Istana Negara Jakarta.
Kepala pemerintahan RI mengatakan, bulan Ramadhan kali ini menarik dan khas karena berlangsung juga pemilihan presiden.
"Kita semua harus pandai memegang teguh etika, ikuti aturan yang berlaku. Kalau dikaitkan dengan pilpres saat ini siapapun yang berkompetisi memiliki kesiapan mental untuk menang atau kalah," kata Presiden Yudhoyono.
Kepala negara juga meminta pihak manapun yang nanti merasa tidak puas dengan proses pemilihan presiden hendaknya menggunakan saluran yang ada melalui lembaga yang berwenang untuk mengadukan keberatannya.
"Kita berharap proses itu digunakan dan tidak melakukan tindakan merusak atau melakukan tindakan yang anarkis," katanya.
Ditekankan Presiden, sejak 2002 hingga saat ini telah dilakukan konsolidasi politik nasional dan sudah berjalan secara baik, dan berharap kondisi yang sudah baik ini dapat terus dilanjutkan.
"Siapapun yang terpilih nanti harus kita hormati dan kita dukung. Saya akan sambut beliau dengan penuh kehormatan dengan harapan transisi kepemimpinan berlangsung dengan baik," ujarnya.
Selain itu, Presiden menambahkan, "Pada tahun 2002 hingga 2004 saat Ibu Megawati menjadi Presiden mulai dilakukan konsolidasi pertama dan 10 tahun terakhir konsolidasi demokrasi kita lanjutkan dengan hasil yang baik, tentu kita harap tidak ada kemunduran atau setback."
Acara buka puasa itu dihadiri pula Ibu Negara Hj. Ani Susilo Bambang Yudhoyono, Wakil Presiden Boediono dan Herawati Boediono, Ketua DPR RI Marzuki Alie, Ketua DPD RI Irman Gusman, para menteri anggota kabinet Indonesia Bersatu II dan juga pejabat negara lainnya termasuk pimpinan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Pemilu Presiden yang akan dilakukan 9 Juli 2014 ini diikuti oleh dua pasangan capres dan cawapres, yakni Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-M. Jusuf Kalla. (*)
Pewarta: Panca Hari Prabowo
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2014