Jakarta (ANTARA) - Purnomo Yusgiantoro resmi diangkat sebagai Penasihat Khusus Presiden dalam bidang Energi untuk Kabinet Merah Putih di bawah pemerintahan Prabowo-Gibran. Acara pelantikannya diadakan pada Selasa (22/10) pagi di Istana Merdeka, Jakarta.

Penasihat Khusus Presiden memiliki tugas tertentu yang diberikan oleh Presiden di luar tugas-tugas yang sudah dicakup dalam susunan organisasi kementerian dan instansi pemerintah lainnya.

Hal-hal terkait utusan khusus ini telah diatur dalam Peraturan Presiden No. 137 Tahun 2024 tentang Penasihat Khusus Presiden, Utusan Khusus Presiden, Stafsus Presiden, dan Stafsus Wakil Presiden.

Nama Purnomo Yusgiantoro sudah cukup dikenal di bidang pemerintahan, karena ini bukan pertama kalinya ia menjabat di pemerintahan, sebelumnya ia pernah menjabat sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) selama periode 2001-2009.

Purnomo lahir di Semarang pada 16 Juni 1951. Ia menamatkan pendidikan di SMA Kolese Loyola Semarang dan kemudian melanjutkan studi di Institut Teknologi Bandung (ITB), di mana ia meraih gelar Sarjana Teknik pada tahun 1974.

Pada tahun 1986, Purnomo meraih gelar Master of Science (MSc) dari Colorado School of Mines di Golden, Colorado, AS. Selanjutnya, ia melanjutkan studi di University of Colorado at Boulder, di mana ia memperoleh gelar Magister Ekonomi pada tahun 1988.

Pada tahun yang sama, Purnomo menyelesaikan program doktoral dan mendapatkan gelar Ph.D. di bidang Ekonomi Mineral/Sumber Daya Alam dari Colorado School of Mines, Golden, Colorado, AS.

Pada tahun 1992, Purnomo Yusgiantoro memperluas kariernya di LEMHANNAS, di mana ia menerima penghargaan Wibawa Seroja Nugraha pada tahun tersebut.

Tak lama setelah itu, ia diberi tanggung jawab sebagai Ketua II yang membawahi bidang pemasaran domestik dan internasional di Dewan Komisaris Pemerintah untuk Pertamina (DKPP) dari tahun 1993 hingga 1998.

Purnomo juga sempat mengemban tugas sebagai Gubernur OPEC di Austria pada periode 1996-1998. Namun, di tengah tugasnya, ia diminta kembali ke Indonesia untuk bergabung dalam kabinet Presiden Gus Dur sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Di luar kiprahnya di pemerintahan, Purnomo Yusgiantoro juga memiliki latar belakang akademis yang kuat. Pada tahun 2002, ia diangkat menjadi Guru Besar Ekonomi di Unika Atma Jaya Jakarta, dan pada tahun 2009, ia telah menyandang gelar Guru Besar Ekonomi di Institut Teknologi Bandung (ITB).

Baca juga: Purnomo Yusgiantoro, sosok pemberi saran Presiden soal energi

Baca juga: Prabowo lantik tujuh Penasihat Khusus Presiden

Baca juga: PYC harap cawapres beri solusi implementasi transisi energi

Pewarta: Allisa Luthfia
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2024