Padang (ANTARA) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI melalui Loka Kawasan Konservasi Perairan Nasional (LKKPN) Pekanbaru mengukur tingkat kemiringan bibir pantai di Pulau Bando, Sumatera Barat, untuk menjaga keberlangsungan habitat dan populasi penyu.

"Pengukuran bibir pantai ini bekerja sama dengan mahasiswa asal Politeknik Ahli Usaha Perikanan untuk melihat sejauh mana kemiringan pantai Pulau Bando yang merupakan habitat beberapa macam jenis panyu," kata Pengelola Ekosistem Laut dan Pesisir, Loka Kawasan Konservasi Perairan Nasional Pekanbaru, Arintika Widhayanti di Padang, Rabu.

Tika, sapaan akrabnya, mengatakan pengukuran kemiringan pantai tersebut penting dilakukan karena berkaitan langsung dengan kemampuan penyu naik ke pulau untuk bertelur.

"Jadi, penyu-penyu itu cenderung naik dari bibir pantai yang landai atau tidak terlalu miring untuk bertelur di sekitar pulau," kata dia.

Baca juga: Ribuan telur penyu dikonservasi Komunitas Pandah Artgreen Maligi

Baca juga: PLN Sumbar bantu LSM penangkar penyu


Dari hasil pengukuran yang dilakukan LKKPN Pekanbaru, kawasan bibir pantai Pulau Bando masih tergolong landai sehingga sangat cocok bagi penyu untuk bertelur.

Berdasarkan data yang dihimpun LKKPN Pekanbaru setidaknya tercatat sekitar 100 ribu lebih butir telur penyu yang berhasil menetas di Pulau Bando dan Pulau Pandan yang merupakan bagian dari Kawasan Konservasi Pulau Pieh dan laut sekitarnya.

Ia menambahkan saat ini KKP RI juga sedang meneliti penyebab turunnya jumlah penyu yang mendarat atau bertelur di Pulau Bando. Namun, berdasarkan analisa sementara hal itu bisa saja terjadi karena siklus dua hingga empat tahun sekali.

"Jadi, tahun ini memang ada penurunan jika dibandingkan tahun 2023," kata dia.

Sementara itu, salah seorang mahasiswa Politeknik Ahli Usaha Perikanan, Jakarta, Farah Deshan mengatakan pengukuran bibir pantai tersebut merupakan bagian dari tugas kuliah.

Ia mengaku sengaja datang ke Pulau Bando bersama rombongan LKKPN Pekanbaru untuk melihat langsung proses penyu bertelur baik secara alami maupun yang menggunakan alat inkubasi buatan.*

Baca juga: Petugas penangkaran penyu Pariaman siap dampingi pengunjung Lebaran

Baca juga: Populasi penyu di Sumbar 30 ribu ekor

Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2024