"Ini kerja sama strategis dalam rangka memperlancar arus logistik kebutuhan dasar petani yakni pupuk," kata Direktur Utama PT PANN Pembiayaan Maritim Suhardono dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin.
Menurut Suhardono, kerja sama tersebut sebenarnya telah dirintis sejak lama dan merupakan bagian dari implementasi sinergi BUMN yang selama ini telah lama didorong pemerintah.
Sedangkan realisasi dari pengadaan kapal pupuk milik PT Pupuk Indonesia Logistik dinilai menghabiskan anggaran sekitar 15 juta dolar AS atau sekitar Rp180 miliar.
Setelah penandatanganan MoU, pihak PT PANN Pembiayaan Maritim dan PT Pupuk Indonesia Logistik akan mempersiapkan "road map" bagi mempercepat pengadaan kapalnya.
"Kapal ini nantinya tidak hanya untuk kepentingan angkutan pupuk domestik, juga ekspor bahkan termasuk bahan baku pupuk," katanya.
Ia juga memaparkan angkutan industri pupuk di Indonesia perlu terus ditingkatkan guna mendukung perwujudan kemandirian dan ketahanan pangan nasional karena peningkatan peran moda transportasi laut dinilai meningkatkan daya saing angkutan logistik untuk komoditas pupuk sehingga lebih kompetitif.
Sebelumnya, Wakil Menteri Pertanian Rusman Heriawan pada 21 Juni 2014 mengaku optimistis kebutuhan 9,5 juta ton pupuk bisa terpenuhi yang sekarang ini pengajuannya digodok di DPR.
Menurut dia, persoalan kelangkaan pupuk bukan dari sisi produsen, tapi karena dibatasinya kuota pupuk bersubsidi karena anggaran yang terbatas.
Pewarta: Muhammad Razi Rahman
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014