... dua peluru kendali Scud jarak pendek dengan jarak sekitar 500 kilometer... "
Seoul (ANTARA News) - Korea Utara, Senin, mengakui telah menguji coba yang kedua kali peluru kendali dalam beberapa hari terakhir, yang diawasi langsung pemimpin negara komunis itu, Kim Jong-un.
Militer Korea Selatan mengatakan, uji coba pada Minggu itu adalah atas dua peluru kendali Scud jarak pendek dengan jarak sekitar 500 kilometer. Radius 500 kilometer cukup untuk mencapai lebih dari jarak Pyongyang-Tokyo.
Laporan kantor berita resmi Korea Utara, KCNA, tidak menjelaskan secara jelas tipe peluru kendali Scud yang dimaksud kecuali menyebutnya sebagai roket taktis dan peluru berpanduan presisi.
Beberapa hari sebelumnya, laporan serupa memuji uji ciba dari peluru kendali mutakhir berpanduan itu sebagai terobosan dalam kemampuan militer Korea Utara.
Pyongyang pada masa lalu membuat pernyataan berlebihan tentang kemampuan rudal balistiknya, dan para ahli berbeda pendapat tentang sejauh mana negera itu mengembangkan sistem misil di bawah sanksi PBB.
Korea Utara melakukan uji coba rudal teratur, terkadang untuk alasan teknis tetapi seringkali sebagai ajang unjuk gigi untuk menunjukkan ketidaksenangan dengan kejadian di tempat lain.
Dua uji coba terakhir muncul menjelang lawatan Presiden China, Xi Jinping, pada 3-4 Juli ke Seoul untuk pembicaraan dengan Presiden Korea Selatan, Park Geuh-hye.
China alias Tiongkok satu-satunya sekutu utama Korea Utara dan penyumbang kunci ekonomi negara itu, dan fakta Xi mengunjungi Seoul sebelum Pyongyang terlihat sebagai penghinaan disengaja.
Atas semua pengaruhnya, China terus merasa frustasi dengan penolakan Korea Utara mengurangi program senjata nuklirnya serta kecenderungan meningkatkan ketegangan regional.
Berdasarkan KCNA, Kim berdalih uji coba peluru kendali itu tidak memiliki dampak sedikitpun bagi ketentraman dan keamanan regional dan pada kenyataannya merupakan penjamin stabilitas regional.
"Ketentraman abadi bisa dilindungi hanya ketika seseorang sangat kuat hingga tidak ada seorangpun yang berani memprovokasinya dan hal itu bisa dijamin oleh kekuatan sendiri," kata Kim, yang secara personal mengawasi kedua uji coba terakhir.
Ketegangan antara Korea Utara dan Selatan terus berlangsung panas sejak beberapa bulan, dengan masing-masing menuduh yang lain dengan provokasi.
Baru-baru ini, tentara Korea Utara mengancam akan melakukan serangan yang menghancurkan" setelah Korea Selatan menggelar latihan tembakan dekat perbatasan maritim di Laut Kuning.
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2014