Sanaa, Yaman (ANTARA) - Utusan Khusus PBB untuk Yaman, Hans Grundberg, menyelesaikan serangkaian diskusi pada Selasa (22/10) di Kairo yang membahas kondisi politik, keamanan, dan ekonomi negara tersebut di tengah konflik yang telah berlangsung hampir satu dekade.

"Grundberg mengakhiri kunjungan dua harinya ke Kairo, di mana ia bertemu dengan Menteri Luar Negeri Mesir Badr Abdel-Atty dan Sekretaris Jenderal Liga Arab Ahmed Aboul Gheit," kata kantor utusan tersebut dalam sebuah pernyataan. "Diskusi tersebut membahas situasi politik, keamanan, dan ekonomi di Yaman."

Grundberg menyatakan keprihatinan yang mendalam atas dampak eskalasi regional terhadap prospek perdamaian di Yaman, menegaskan kembali bahwa Yaman yang stabil dan damai sangat penting bagi keamanan kawasan yang lebih luas.

Ia juga menyoroti bahwa eskalasi di Laut Merah merupakan "ancaman besar yang mempengaruhi stabilitas regional dan jalur perdagangan maritim yang penting."

Pejabat PBB itu menekankan "pentingnya mempertahankan kemajuan yang telah dicapai melalui komitmen pihak-pihak untuk gencatan senjata nasional."

Namun, Grundberg menyampaikan keprihatinan mendalam tentang penahanan sewenang-wenang yang dilakukan oleh kelompok Houthi yang didukung Iran, terutama terhadap staf PBB dan LSM.

Ia kembali menuntut pembebasan segera dan tanpa syarat bagi mereka yang ditahan, menekankan bahwa tindakan ini mengikis kepercayaan dan semakin mengancam upaya perdamaian.

Sejak 2021, Houthi telah menahan beberapa anggota staf dari misi diplomatik dan organisasi internasional dengan tuduhan spionase.

Kasus terbaru terjadi pada 10 Juni, ketika kelompok tersebut merilis rekaman yang menunjukkan pengakuan warga Yaman yang diduga terlibat dalam kegiatan mata-mata. Namun, identitas para tahanan tidak diungkapkan.

Pada 2 Juli, pemerintah Houthi, yang tidak diakui secara internasional, mengatakan bahwa staf PBB yang ditahan akan dibebaskan setelah terbukti tidak bersalah atas tuduhan mata-mata untuk badan intelijen AS dan Israel.

Hal itu terjadi setelah tekanan berulang dari Sekretaris Jenderal PBB António Guterres, yang pada 11 Juni mendesak pembebasan tanpa syarat terhadap 17 pegawai PBB yang ditahan oleh otoritas Houthi di Yaman.

Sumber: Anadolu
Baca juga: Houthi klaim serangan misil terhadap target militer di Israel tengah
Baca juga: Militer AS hancurkan 4 drone Houthi
Baca juga: Houthi berjanji tanggapi serangan udara Israel di Yaman barat


Penerjemah: Primayanti
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2024