Dengan pujian, anak akan memiliki rasa percaya diri, aktif dan memiliki inisiatif."

Jakarta (ANTARA News) - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Linda Amalia Sari Gumelar mengatakan, mewujudkan kabupaten dan kota layak anak bisa dimulai dengan mengembangkan budaya ramah anak.

"Bukan hanya kepada anak-anak kandung kita, tetapi juga kepada seluruh anak," katanya di Jakarta, Minggu.

Dia menjelaskan, pengertian layak di dalam kalimat kabupaten atau kota layak anak mengandung unsur ramah.

"Oleh karena itu, kita harus mengajarkan kepada anak-anak apa yang menjadi tanggung jawab mereka, yaitu rasa saling menghargai, menghormati, kejujuran dan toleransi," katanya.

Ia mengemukakan, untuk mewujudkan kabupaten atau kota layak anak juga tidak hanya dilakukan dengan mengeluarkan berbagai kebijakan, program, kegiatan dan anggaran untuk pembangunan fisik guna memenuhi tuntutan tumbuh kembang anak.

"Kabupaten atau kota layak anak tidak hanya membutuhkan ruang bermain anak, pojok ASI, sekolah ramah anak, puskesmas ramah anak dan lain lain," katanya.

Oleh karena, menurut dia, semua pihak perlu membiasakan diri memuji anak, seperti apapun hasil karya anak, sepanjang dilakukan dengan jujur.

"Karena anak sesungguhnya sedang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan. Dengan pujian, anak akan memiliki rasa percaya diri, aktif dan memiliki inisiatif," katanya.

Selain itu, ia menilai, orang tua juga harus mengajarkan dan membiasakan diri untuk selalu mengucapkan terima kasih pada anak terhadap apapun yang kita terima.

"Melalui ucapan terima kasih, anak akan belajar menghargai dan menghormati orang lain," demikian Linda Amalia Sari Gumelar. (*)

Pewarta: Wuryanti Puspitasari
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2014