Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Taruna Ikrar mengatakan pihaknya berkomitmen mempercepat akses ke obat-obatan inovatif agar dapat diakses publik sesegera mungkin sebagai upaya meningkatkan derajat kesehatan serta mendorong pertumbuhan sosial-ekonomi.

Dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa, Taruna menyebutkan bahwa proses registrasi obat baru masih terdapat jalur 300 hari kerja dan akan dipercepat menjadi 120 hari. Selain itu, proses pendaftaran untuk obat baru yang melalui mekanisme percepatan reliance akan dipercepat lagi dari 120 hari kerja menjadi 90 hari kerja.

"BPOM akan mempercepat proses pendaftaran baik untuk obat-obatan inovatif maupun obat-obatan penyakit langka, dengan tujuan mencapai pengakuan internasional sebagai otoritas yang terdaftar di Badan Kesehatan Dunia (WHO Listed Authority) pada tahun 2025," katanya.

Dengan mencegah dan mengobati penyakit melalui vaksin dan obat-obatan inovatif, katanya, dapat menurunkan biaya perawatan kesehatan, meningkatkan produktivitas melalui sumber daya manusia yang lebih sehat, serta mendorong investasi dalam bidang penelitian dan pengembangan.

Taruna menyebutkan, hal ini berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi, mengurangi kemiskinan, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh sehingga menjadikan inovasi ini penting bagi strategi kesehatan nasional yang bertujuan membangun ketahanan dan kesejahteraan jangka panjang.

Dia menuturkan, upaya tersebut termasuk dalam peran BPOM dalam melindungi kesehatan masyarakat. Tujuan utamanya mencakup upaya memastikan akses tepat waktu ke obat-obatan penting, mencegah produk yang tidak aman masuk ke pasar, serta berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi dan keamanan nasional.

Dalam kesempatan yang sama, anggota Dewan International Pharmaceutical Manufacturers Group (IPMG) sekaligus Kepala Satuan Tugas Pendaftaran Obat Selly Kartika mengapresiasi inisiatif BPOM. Dia pun menyoroti peran IPMG yang telah lama dalam memperkuat sistem regulasi Indonesia dengan bekerja sama secara ketat dengan BPOM.

"IPMG memberikan umpan balik industri secara luas terkait pedoman regulasi, membantu mengembangkan kebijakan yang koheren dan berbasis sains. Masukan kami berdasarkan pengalaman luas dan data yang dikumpulkan dari pengembangan obat-obatan inovatif oleh anggota kami," ujar Selly.

Senada, Direktur Eksekutif IPMG Ani Rahardjo menyatakan bahwa persetujuan obat baru yang tepat waktu sangat penting untuk akses pasien dan keberlanjutan sistem kesehatan.

"IPMG sepenuhnya mendukung upaya BPOM menuju konvergensi dan harmonisasi regulasi, yang sangat penting untuk menyediakan obat-obatan dan vaksin berkualitas tinggi bagi masyarakat Indonesia," ujar dia menjelaskan.

Baca juga: BPOM: Sterilisasi pangan dukung cita-cita swasembada pangan Prabowo
Baca juga: BPOM sebut sinergi pentahelix berperan penting jaga keamanan pangan

Pewarta: Mecca Yumna Ning Prisie
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2024