Jakarta (ANTARA) - Kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) kembali menjadi perhatian publik, terutama setelah pemerintah berencana menaikkan tarifnya kembali.

Saat ini, PPN berada di angka 11 persen dan rencananya akan dinaikkan menjadi 12 persen untuk menaikkan pendapatan anggaran negara.

Namun, apakah ada dampak dari kenaikan PPN? bagaimana pengaruhnya bagi masyarakat terhadap pembelian harga barang? Berikut ini adalah penjelasannya.


Pengaruh kenaikan tarif PPN terhadap harga jual

PPN adalah pajak tidak langsung yang dibayarkan dalam transaksi jual beli barang atau jasa. Pajak ini dibebankan pada konsumen akhir atau pembeli yang kemudian disetorkan oleh penjual kepada pemerintah yakni melalui Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan.

Kenaikan tarif PPN secara langsung ternyata akan mempengaruhi harga jual barang di pasaran, mulai dari barang kebutuhan pokok hingga barang sekunder.

Ketika kita membeli makanan, pakaian, atau barang elektronik, semua harga barang tersebut dikenai biaya PPN. Kenaikan PPN akan membuat harga barang naik karena biaya tambahan juga meningkat.

Misalnya, barang yang sebelumnya dijual seharga Rp100.000 setelah dikenakan PPN 11 persen maka konsumen harus membayar Rp111.000. Jika tarif PPN dinaikkan menjadi 12 persen, maka harga yang harus dibayar konsumen menjadi Rp112.000.


Mungkin ini terlihat kenaikan yang kecil, namun dampaknya akan terasa berat saat masyarakat melakukan pembelian dalam jumlah besar atau membeli barang dengan harga tinggi.

Baca juga: Pengertian PPN dan cara menghitungnya
Baca juga: PPN 2025 naik jadi 12 persen, ini penjelasannya

Jika kenaikan PPN terjadi, para pelaku usaha juga akan menyesuaikan harga jual mereka, seperti menetapkan harga yang sudah termasuk biaya PPN. Namun, tak jarang pelaku usaha kecil sering kali menanggung beban pajak sendiri tanpa memungut ke konsumen agar tidak kehilangan pelanggan.

Selain itu, kenaikan harga barang akan mengurangi daya beli masyarakat, terutama bagi masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah.

Masyarakat mungkin akan mengurangi pembelian barang-barang tertentu, seperti pakaian, peralatan elektronik, dan kendaraan. Mereka pun akan lebih selektif dalam membeli barang-barang kebutuhan pokok dengan harga murah atau mencari pilihan alternatif.

Selain berdampak pada harga barang, kenaikan PPN juga bisa memicu terjadinya inflasi. Inflasi terlalu tinggi, daya beli masyarakat akan semakin melemah.

Inflasi merupakan kenaikan harga barang yang akan terjadi terus menerus dalam jangka waktu tertentu. Dapat diartikan juga bahwa peristiwa inflasi ialah menurunnya nilai mata uang yang disebabkan tidak seimbang antara arus uang yang beredar dan barang jual.

Seperti salah satu kondisi saat Indonesia mengalami kenaikan harga BBM. Hampir keseluruhan harga kebutuhan pokok ikut meningkat, seperti telur, cabai, hingga daging.

Kenaikan PPN memang tak bisa dihindari karena menjadi kebutuhan negara dalam memperoleh pendapatan. Namun, dengan perencanaan yang baik, masyarakat pun dapat mengurangi dampak negatif yang akan dialaminya.

Selain itu, pemerintah dan pengusaha juga dapat saling bekerja sama untuk menjaga stabilitas harga agar daya beli masyarakat tetap terjaga.

Untuk menghindari pengaruh negatif tersebut, pemerintah pun mesti berupaya untuk menurunkan tingkat pengangguran dan meningkatkan penghasilan minimum agar masyarakat tetap mampu menghadapi peningkatan tarif PPN dalam kehidupan sehari-hari.

Pewarta: Putri Atika Chairulia
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2024