Serunya seperti apa nanti kita lihat saja

Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri (Wamen) Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (PPMI)/Wakil Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Christina Aryani berharap tidak disuruh push-up dengan jumlah yang banyak saat menjalani penataran di Akademi Militer, Magelang, Jawa Tengah.

"Enggak ada persiapan khusus, kan saya sudah biasa lari pagi. Tapi mohon-mohon enggak disuruh-suruh push-up nya yang kebanyakan aja," kata Christina Aryani saat ditemui sesuai memberikan arahan dan pembekalan kepada para pimpinan hingga staf Kementerian Perlindungan Pekerja Migran Indonesia se-Indonesia yang berlangsung terpusat di Jakarta, Selasa.

Menurut dia, penataran tersebut merupakan salah satu agenda khusus dari Presiden Prabowo yang akan diikuti setiap menteri, wakil menteri, kepala lembaga, kepala badan serta pejabat dalam Kabinet Merah Putih.

Baca juga: Christina Aryani, Srikandi TPKS jadi wamen pelindung pekerja migran

Namun ketika ditanya detil rangkaian kegiatannya seperti apa, perempuan bersuara lembut ini mengatakan tidak mengetahuinya secara pasti.

"Dikasih tahu saat kami di Hambalang kemarin, arahan dari Pak Presiden kegiatan ini diikuti agar semua menteri dan wamen ini bisa bonding (memiliki kekuatan emosional) satu sama lain. Ya sebagai pembantu Presiden perlu untuk menyelaraskan pandangan program kerjanya. Selebihnya tidak tahu, surprise," kata dia.

Baca juga: Fadli Zon antusias sambut retret Kabinet Merah Putih di Lembah Tidar

Namun terlepas dari situ, Christina mengaku siap dan tidak sabar untuk mengikuti agenda penataran yang akan berlangsung selama tiga hari mulai dari 25-27 Oktober tersebut. Baginya kegiatan penataran di kawasan militer merupakan pengalaman yang baru dan dipimpin oleh Presiden Prabowo.

"Serunya seperti apa nanti kita lihat saja. Tiga hari jadi pasti akan cukup intens tuh. Baju seragamnya untuk kegiatan sudah dikirim," imbuhnya.

Baca juga: Prabowo samakan visi dan sampaikan program 100 hari di Akmil Magelang

Pewarta: M. Riezko Bima Elko Prasetyo
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2024