Jakarta (ANTARA) - Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI mengutuk keras aksi blokade dan serangan tak henti pasukan Israel di Jalur Gaza bagian utara yang turut berdampak terhadap Rumah Sakit Indonesia di wilayah itu.

Menurut Kemlu RI, tindakan tentara Zionis tersebut memperparah bencana kelaparan dan menyebabkan kematian semakin banyak warga sipil Palestina di Gaza Utara.

“Serangan yang menargetkan fasilitas kesehatan dan tenaga medis di Gaza Utara, termasuk Rumah Sakit Indonesia, jelas-jelas merupakan pelanggaran berat atas hukum internasional, hukum humaniter internasional, dan hak asasi manusia,” kata Kemlu RI dalam pernyataannya di media sosial, Selasa.

Indonesia memperingatkan bahwa rumah sakit, tenaga medis, serta semua pasien dan korban perang yang dirawat di fasilitas kesehatan harus dilindungi dan dipastikan keselamatannya dalam kondisi apapun.

Pemerintah Indonesia terus menuntut Israel untuk segera menghentikan serangannya di seluruh wilayah Jalur Gaza, khususnya Gaza Utara.

Selain itu, Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) juga didesak untuk bertindak tegas dalam menghentikan perang sesegera mungkin.

Organisasi kemanusiaan Indonesia MER-C sebelumnya memastikan bahwa RS Indonesia di daerah Beit Lahiya, Gaza Utara, dibombardir pasukan Israel. Serangan terhadap RS tersebut berlanjut hingga kini.

Baca juga: RS Indonesia di Gaza Utara kembali diserang pasukan Israel

Baca juga: Israel cegah pasien anak dievakuasi dari RS Indonesia, RS lain di Gaza


Direktur RS Indonesia dr. Marwan Al-Sultan pada Sabtu (19/10) menyatakan serangan Israel yang mengenai lantai atas bangunan tersebut menyebabkan listrik padam.

Serangan tersebut membahayakan nyawa 40 pasien serta 15 staf medis yang masih bertahan di RS Indonesia.

Sementara itu dilansir dari kantor berita Palestina WAFA, dua pasien dalam perawatan intensif di RS Indonesia meninggal dunia pada Sabtu akibat serangan dan blokade Israel yang menyebabkan putusnya aliran listrik dan pasokan obat-obatan yang penting.

Sudah hampir 42.600 warga Gaza, yang sebagian besar wanita dan anak-anak, menjadi korban jiwa dan hampir seratusan ribu lainnya terluka akibat agresi Israel yang berlangsung sejak 7 Oktober 2023 dan kini berpotensi memicu konflik kawasan.

Meski menghadapi kecaman internasional dan melanggar resolusi PBB yang memerintahkan gencatan senjata segera, Israel tak kunjung menghentikan serangannya di Jalur Gaza.

Baca juga: Israel intensifkan serangan di Gaza utara, pantau ketat RS Indonesia

Pewarta: Nabil Ihsan
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2024