Jika komponen gas dapat dikelola lebih baik dengan PLTU, kami dapat menawarkan listrik dengan harga yang lebih kompetitif...,
Batam (ANTARA) - Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Sauh diharapkan dapat meningkatkan daya saing sektor energi listrik Batam, Kepulauan Riau, menjadikannya lebih kompetitif dalam menarik investasi besar.
 

Investor utama KEK Tanjung Sauh Johanes Kennedy Aritonang menekankan bahwa proyek ini tidak hanya akan memperkuat daya tarik Batam sebagai lokasi investasi, tetapi juga meningkatkan daya saing di bidang energi.

Saat ini, pihaknya sedang fokus untuk pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) rendah karbon (low-carbon) berkapasitas 300 MW (mega-watt) untuk mengatasi proyeksi defisit energi sebesar 2.000 MW hingga tahun 2030.

"Kami selalu melihat bahwa pertumbuhan industri harus diiringi dengan pertumbuhan energi. Tanpa energi yang memadai dan kompetitif, pertumbuhan industri sulit dicapai," ujarnya.

Ia juga menambahkan bahwa KEK Tanjung Sauh akan menciptakan lapangan pekerjaan bagi 200.000 tenaga kerja, dengan tahap awal investasi mencapai Rp10 triliun.

Selanjutnya, Johanes menyoroti studi terbaru yang dilakukan pihaknya yang menunjukkan bahwa harga listrik di Batam masih kompetitif dibandingkan dengan harga listrik di Johor Bahru.

“Kami masih on par, kurang lebih sama dengan mereka secara harga,” ujarnya.

"Jika komponen gas dapat dikelola lebih baik dengan PLTU, kami dapat menawarkan listrik dengan harga yang lebih kompetitif, sehingga Batam tetap menjadi pilihan utama bagi perusahaan teknologi internasional," tambahnya.

Selain itu, investor juga menyebutkan pengembangan infrastruktur di Port Batu Ampar, yang diharapkan berfungsi secara maksimal sebagai pelabuhan domestik, sementara pelabuhan di Tanjung Sauh akan menangani logistik internasional.

Diharapkan sinergi antara pemerintah dan dunia usaha dapat terus terjalin dengan baik, khususnya dalam hal penyediaan energi dan infrastruktur logistik agar menjadikan Batam sebagai kawasan yang semakin berdaya saing.

Pewarta: Amandine Nadja
Editor: Abdul Hakim Muhiddin
Copyright © ANTARA 2024